Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kapal Perang Baru Diberi Nama I Gusti Ngurah Rai

Kompas.com - 10/01/2018, 13:57 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahyanto mengukuhkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) I Gusti Ngurah Rai-332 pada Rabu (10/1/2018) di Dermaga Timur Benoa, Denpasar, Bali. Upacara pengukuhan ini digelar secara militer kemudian dilanjutkan dengan upacara adat Bali.

Acara pengukuhan ini dihadiri oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi MAP, Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika serta sejumlah pejabat di lingkungan Provinsi Bali.

"Pada hari ini Rabu, 10 Januari 2018 pukul 08.20 Wita saya kukuhkan kapal perusak Kawal Rudal 10514 menjadi KRI Ngurah Rai dengan nomor lambung kapal 332," ujar Tjahyanto.

Dalam sambutannya Tjahyanto mengatakan nama I Gusti Ngurah Rai dipilih untuk membangkitkan nasionalisme prajurit. I Gusti Ngurah Rai adalah pahlawan nasional yang gugur dalam pertempuran menghadapi penjajah Belanda di Bali.

I Gusti Ngurah Rai tewas dalam pertempuran menghadapi tentara Belanda pada 20 November 1946. Perang ini dikenal dengan perang puputan atau perang habis-habisan. Saat ini sering disebut perang puputan Margarana karena peristiwa tersebut terjadi di Desa Marga, Tabanan, Bali.

Baca juga : KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Diresmikan di Benoa Bali

I Gusti Ngurah Rai memiliki pasukan bernama Ciung Wanara. Tidak kurang dari 1.372 pejuang tewas dalam pertempuran tersebut. Karena itu, dalam pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai juga ditampilkan drama mengenai kisah perjuangan I Gusti Ngurah Rai.

"Berkat perjuangan beliau, Bali kembali ke pangkuan ibu pertiwi," kata Tjahyanto.

Kapal tersebut merupakan hasil kerja sama alih Teknologi antara PT PAL Indonesia dengan Perusahaan Kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS).

Pada kesempatan yang sama, putra sulung I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ngurah Gede Yudana, tidak dapat menyembunyikan rasa haru nama ayahnya dijadikan nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Apalagi sebagai bentuk rasa hormat terhadap Ngurah Rai, foto I Gusti Ngurah Rai dipajang dalam kapal tersebut.

Proses serah terima foto dari keluarga kepada komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332, Kolonel Laut Endra Hartono dilakukan di dermaga.

"Kami keluarga besar I Gusti Ngurah Rai menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada pemerintah dan negara karena berkenan memberi penghargaan sangat tinggi kepada ayah saya," kata Yudana.

Dia berharap dengan pencantuman nama ayahnya, kapal tersebut dapat ikut serta menjaga keutuhan NKRI. Menurutnya, saat berjuang dulu, ayahnya mempertaruhkan jiwa raga mengusir penjajah. Sekarang saatnya semangat yang menjiwai kehadiran KRI I Gusti Ngurah Rai-332 kembali digelorakan.

"Dulu, ayah saya secara langsung berada di depan memimpin perang. Sekarang kapal perang masih gagah menjaga wilayah NKRI," kata Yudana.

Baca juga : KRI Torani 860 Koarmabar Tangkap Kapal Ikan Malaysia di Selat Malaka

Rasa hormat juga diberikan Yudana kepada seluruh anggota resimen yang dulu ikut berjuang bersama I Gusti Ngurah Rai. Mereka rela bergerilya di hutan, lembah dan gunung menahan rasa haus dan lapar. Ikhlas mempersembahkan jiwa raga demi Indonesia.

"Semoga semangat mereka senantiasa dikenang generasi muda sebagai sosok yang mempertaruhkan semua untuk negara di atas kepentingan keluarga, kelompok atau pribadi," kata Yudana.

Kompas TV Di Cilegon, atraksi yang dilakukan Personel TNI, memukau warga yang hadir di Dermaga Indah Kiat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com