Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sertu Anwari, Tentara yang Sukses Jadi Tukang Cukur

Kompas.com - 09/01/2018, 10:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Sebuah kios kecil bertuliskan "Comando" selalu ramai dikunjungi pria dewasa maupun anak-anak setiap sore hingga malam.

Letaknya di pinggir Jalan Magelang-Salatiga, Dusun Diwak, Desa Purwosari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Mereka rela antre demi bisa cukur rambut dengan pemilik kios tersebut. Sang pemilik kios yang merangkap jadi tukang cukur itu tak lain adalah seorang anggota TNI bernama Sersan Satu (Sertu) Anwari.

Keahlian mencukur Anwari ternyata banyak digemari pelanggannya. Meskipun sejak awal Anwari bukanlah tukang cukur.

Pekerjaannya itu dilakukan selepas ia berdinas sebagai ajudan Komandan Kodim 0705/Magelang, setiap Senin-Jumat, pukul 16.00 - 21.00 WIB.

"Saya merintis jasa potong rambut ini sejak tahun 2015, ya awalnya untuk mengisi waktu setelah pulang dinas," kata Anwari, belum lama ini.

Baca juga : Tak Suka Model Pangkasan Rambut, Oknum Polisi Pukuli Tukang Cukur

Anwari mengaku tidak pernah belajar khusus cara memotong rambut. Dia mengasah keahliannya itu dengan otodidak dan dari berbagai referensi.

Dia mula-mula membuka jasa potong rambut di rumahnya. Lambat laun dia memiliki banyak pelanggan hingga kemudian membuka kios kecil bernama "Comando".

"Nama Comando ada kaitannya dengan profesi utama saya, terinspirasi dari satuan di mana saya berdinas," ungkapnya.

Anwari mematok tarif jasa potong rambutnya hanya Rp 6.000 per orang. Tak heran jika ia kerap 'kebanjiran' pelanggan.

Rata-rata dia bisa mencukur 15- 20 orang setiap hari Sabtu dan Minggu. Sedangkan untuk Senin hingga Jumat rata-rata 8 orang.

Kendati demikian, Anwari tak pernah melalaikan pekerjaan utamanya sebagai pengabdi negara. Kiosnya akan tutup jika sewaktu-waktu ada panggilan dinas.

"Saya harus dan selalu siap jika dipanggil ke kantor kembali, apabila ada pekerjaan yang harus dilaksanakan," tegasnya

Dia juga tidak pernah meninggalkan ibadah. Dia akan menyisihkan Rp 1.000 per tarif jasa potong rambut untuk dimasukkan ke kotak amal.

Bahkan di sudut kiosnya tersusun rapi buku-buku bacaan yang bisa dibaca pelanggan selama menunggu antre.

"Setiap tarif Rp 6.000 per orang, saya sisihkan Rp 1.000 buat amal," tuturnya.

Pengalamanya sebagai anggota TNI sendiri dimulai ketika dia masuk Tamtama TNI AD tahun 1997.

Anwari pernah menjadi prajurit Kopassus yang berdinas di Grup 2 Kartosuro, Jawa Tengah. Pada tahun 2012 Anwari mengikuti pendidikan bintara regular hingga kemudian bertugas di Kodim 0705/Magelang,

Istri Anwari, Hendri Sumarliana, mengaku tidak malu mempunyai suami prajurit yang menjadi tukang cukur.

Bahkan ibu dari Wafa Orlen Nandana dan Tirza Albion Widiyadana ini merasa bersyukur karena suami bisa menambah pendapatan sekaligus ladang amal dan bermanfaat untuk masyarakat.

"Dari kotak amal yang ada kios itu kami kumpulkan lalu kami sumbangkan untuk pembangunan mushala di Dusun Bateh Desa Bawang Kecamatan Pakis, Magelang, dan sebagianya," ujarnya.

Komandan Kodim 0705/Magelang Letnan Kolonel Inf Hendra Purwanasari mengaku sudah mengetahui hal ini. Dia mengapresiasi usaha yang dilakoni anak buahnya dalam mencari penghasilan tambahan.

"Saya mendukung apa yang dilakukan oleh anak buah saya, karena pekerjaan sampingan itu dilakukan di luar jam dinas atau saat hari libur, yang penting jangan melanggar ketentuan dan aturan yang ada di TNI AD. Tidak usah malu menjadi peternak, petani, atau tukang cukur," tandas Hendra.

Hendra berpesan kepada seluruh anggotanya agar pandai-pandai mengatur keuangan keluarga dan jangan mengandalkan penghasilan dari gaji prajurit saja.

Menurutnya, negara memberikan gaji pada prajurit sudah melalui pertimbangan dan perhitungan yang matang. Sehingga cukup dan tidaknya gaji tergantung dari perilaku dan gaya hidup individu prajurit tersebut.

"Kalau seorang prajurit setiap harinya makan di restoran ya tentu saja gaji itu tidak akan cukup, belum lagi untuk kebutuhan lain," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com