Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Turunkan Radius Bahaya Gunung Agung Menjadi 6 Kilometer

Kompas.com - 04/01/2018, 17:53 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menetapkan penurunan zona bahaya Gunung Agung pada Kamis (4/1/2018). Sebelumnya, zona bahaya Gunung Agung berada pada radius 8-10 kilometer, kemudian diturunkan menjadi 6 kilometer.

Pengumuman penurunan radius bahaya ini disampaikan melalui siaran pers resmi Kementerian ESDM Nomor 002.Pers/04/SJI/2018. Walau radius bahaya diturunkan, status Gunung Agung tetap pada level IV atau awas.

Gunung Agung saat ini masih berada dalam fase erupsi dengan aktivitas vulkanik yang relatif tinggi dan fluktuatif.

Berdasarkan hasil analisis data visual maupun instrumental seismik, deformasi dan geokimia Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi. Aktivitas vulkanik masih relatif tinggi dan fluktuatif yang menghasilkan material berupa lava yang mengisi kawah.

Volume lava di dalam kawah sekitar 20 juta meter kubik atau sekitar sepertiga dari volume kawah atau setara 60 juta meter kubik. Laju pertumbuhan kubah saat ini rendah sehingga untuk memenuhi volume kawah dalam waktu singkat kemungkinannya kecil.

Baca juga: Kementreian ESDM Gelar Rapat Pimpinan di Pos Pantau Gunung Agung

Status kegempaan Gunung Agung hingga Rabu (3/1/2018) pukul 18.00 Wita menunjukkan jumlah kegempaan dengan konten frekuensi tinggi maupun rendah masih terus terekam. Hal ini mengindikasikan masih adanya tekanan dan aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan. Namun demikian, energi gempa belum menunjukkan tren naik yang signifikan.

Data deformasi dalam beberapa hari terakhir juga nenunjukkan tren stagnan yang mengindikasikan belum ada peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan. Data geokimia terakhir menunjukkan masih adanya gas magmatik SO2 dengan flux sekitar 100-300 ton per hari.

Perkiraan potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan. Bahaya lontaran batu, pasir, kerikil, dan abu pekat diperkirakan melanda area dalam radius 6 kilometer dari kawah.

Adapun bahaya lahar hujan akan mengikuti lembah sungai yang berhulu dari Gunung Agung bergantung pada debit air maupun volume material erupsi.

Dengan skala erupsi pada saat ini, potensi bahaya awan panas kemungkinannya masih relatif kecil karena selain pertumbuhan lava yang melambat untuk memenuhi isi kawah, juga kemungkinan lain, yaitu untuk mendobrak kubah lava menjadi awan panas maka dibutuhkan tekanan yang cukup besar.

Kompas TV Sejumlah wilayah terkena hujan abu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com