Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Armanoe, Kakek yang Setia Sewakan 11.000 Komik dan Buku Koleksinya

Kompas.com - 04/01/2018, 13:36 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

 

Sebuah Penyesalan

Armanoe mengaku bukan dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan. Namun ayahnya yang berdagang kecil-kecilan selalu rutin berlangganan buku untuk sembilan anaknya.

Bahkan, saat menikah, ibu kandung Armanoe tidak bisa membaca. Ayahnya lah yang mengajari ibunya membaca.

"Ibu saya lebih kutu buku dibandingkan saya. Dulu kalau datang ke Banyuwangi, semua buku koleksi saya dibaca," katanya mengenang almahumah ibunya.

Setelah menyelesaikan sekolah di bangku SMA, dia kemudian melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Saat itu, kebiasaannya membaca sempat turun karena kesibukan barunya sebagai mahasiswa.

Bahkan salah satu penyesalannya adalah tidak pernah menjadi anggota perpustakaan saat menjadi mahasiswa.

"Padahal di Jogja banyak perpustakaan bagus dan koleksinya lengkap. Menyesalnya sekarang kenapa zaman itu kok ya nggak jadi anggota perpustakaan. Padahal buku bagus dan gratis juga," ungkapnya.

Setelah lulus kuliah, Armanoe muda yang lahir di Sidoarjo 24 Desember 1943, mengadu nasib ke Banyuwangi. Ia mendaftar menjadi guru SMA lalu mengajar di SMAN 1 Genteng sejak 1967 hingga dia pensiun.

"Saat itu kawan satu angkatan kuliah di Akademi Seni Rupa Jogja semuanya banyak ke Jakarta. Saya bilang pengabdian masyarakat ngajar jadi guru gambar di Banyuwangi," katanya sambil tertawa.

Dia kemudian menikah dan memutuskan untuk tinggal di Banyuwangi. "Di mana saya hinggap di situ saya membuat sarang," jelasnya.

Di usianya yang sudah senja, Armanoe masih tetap rutin membaca di meja yang diletakkan di antara rak-rak yang berisi ribuan komik dan buku koleksinya. Ada lampu baca dan juga kaca pembesar untuk membantu Armanoe membaca.

"Sekarang saya banyak membaca buku agama walaupun tidak menolak membaca buku lainnya. Tapi bacanya pakai ini, kaca pembesar," katanya sambil mengacungkan kaca pembesar di tangan kanannya.

Dia sendiri mengaku akan terus membuka rumahnya untuk mereka yang datang menyewa komik dan buku. Menurutnya, jika ada yang datang untuk membaca dia sangat senang, apalagi yang datang adalah anak-anak muda atau pelanggannya yang lama.

Saat menunggu pelanggannya, Armanoe yang yang tinggal dengan Susilaningsih (67) istrinya dan cucunya banyak menghabiskan waktu untuk beribadah dan membaca buku,

"Saya tidak ingin lepas shalat wajib dan shalat sunnah. Sudah tua ingin banyak beribadah dan banyak baca buku," katanya.

Dia juga mengaku sedih, jika saat ini sudah jarang orang membaca buku padahal menurutnya buku sangat penting untuk menambah ilmu pengetahuan dan melatih otak manusia agar tidak mudah lupa.

"Sekarang orang lebih suka dengan gadget, main handphone sampai lupa baca buku. Bahkan di sekitar rumah saya ini saja nggak ada yang pinjam buku. Nggak ada yang suka baca. Kadang kalau ingat gitu sedih. Dan sampai sekarang saya masih belum berpikir siapa yang nanti akan merawat buku-buku ini," pungkasnya. 

Kompas TV Puluhan siswa SMP Negeri 5 Botumoito, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, terpaksa harus duduk melantai karena minimnya fasilitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com