Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disekap Ibunya Selama Setahun, 3 Bocah di Malang Alami Trauma Berat

Kompas.com - 03/01/2018, 14:27 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Kamelia Nawal (13), Zakiah Salsabila (11), dan Dhorifa Nur Zahro (6) masih mengalami trauma, Rabu (3/1/2018). Mereka tidak mau dan memberontak jika bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.

Tiga bersaudara itu merupakan korban penyekapan yang dilakukan ibunya, Alikah. Selama setahun, mereka diasingkan dari dunia luar dengan dikurung di dalam rumahnya, di Desa Sudimoro Nomor 199 RT 014 RW 004, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Dunia pendidikan yang dirasakan mereka terhenti akibat penyekapan tersebut. Kondisinya kurus karena tidak pernah tersentuh sinar matahari dan mengalami kekurangan gizi.

Aksi penyekapan itu terbongkar setelah pemerintah desa setempat dan petugas Polsek Bululawang mendatangi lokasi dan mengeluarkan ketiga bocah itu dari penyekapan ibunya pada Selasa (2/1/2018).

Kapolsek Bululawang Kompol Supari mengatakan, Alikah yang merupakan pelaku penyekapan tersebut terindikasi mengalami gangguan jiwa. Karena itu, pihaknya menyebut tidak ada indikasi kasus hukum dalam kejadian penyekapan itu.

Pihaknya juga sudah mengirim Alikah ke Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat yang ada di Lawang, Kabupaten Malang.

"Karena ibunya terindikasi gangguan jiwa sehingga ibunya dibawa ke rumah sakit jiwa. Anaknya dirawat di Polindes setelah selesai sekarang dirawat bapaknya," katanya.

Baca juga: Disekap dalam Karung, Pelajar SMA di Bandung Disetubuhi Paksa

Saat ini, ketiga bocah itu sudah berada dalam asuhan bapaknya, M Romli. Empat tahun yang lalu, orangtua ketiga bocah itu, yakni Alikah dan M Romli, bercerai.

Ketiga bocah itu awalnya ikut bapaknya. Namun, akhirnya kembali ke ibunya dan tinggal bersama ibunya.

M Romli mengatakan, ketiga anaknya masih mengalami trauma berat dan tidak mau ditemui orang lain selain dirinya.

"Enggak mau kalau bertemu orang lain. Kalau orang lain yang belum dikenal tidak mau," katanya.

Ia mengaku tidak mengetahui bahwa mantan istrinya mengidap gangguan jiwa. Hanya saja, ia menyebut bawah mantan istrinya gampang tersinggung dan mudah marah. Hal itu pula yang membuatnya memilih bercerai sekitar empat tahun lalu.

Pria yang masih menduda itu mengaku tidak mengetahui alasan istrinya memperlakukan anaknya seperti itu.

"Saya juga tidak tahu," katanya.

Kendati demikian, pihaknya masih kerap mengunjungi anak-anaknya ke rumahnya yang dulu. Hanya saja, anaknya tidak pernah bercerita bahwa mereka diisolasi ibunya.

"Saya kalau mau bertemu, ke sana (ke rumah istri). Anak-anak menemui saya, tetapi tidak pernah cerita. Mungkin karena selalu diawasi ibunya," ucapnya.

Baca juga: Diberi Obat Penenang, Siswi SMP Disekap dan Diperkosa Bergilir 5 Hari

Sri Utami, salah seorang tetangga, mengatakan prihatin dengan kondisi ketiga bocah itu. Menurut dia, ketiga bocah itu kadang menangis karena tidak diperbolehkan keluar oleh ibunya. Ia pun sudah lama tidak melihat ketiga bocah itu keluar rumah.

"Ceria dulu, tetapi kemarin pas dikeluarin sudah tidak ceria lagi," katanya.

Kompas TV Aksi ini diketahui setelah ada pergantian jadwal penjaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com