Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama di Pilkada Jabar Mengaburkan Desain Pemerintahan Baru Jawa Barat

Kompas.com - 29/12/2017, 07:44 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Provinsi Jawa Barat dipastikan memiliki gubernur dan wakil gubernur baru pada 2018, setelah Ahmad Heryawan atau Aher rampung memimpin provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia selama dua periode.

8 Januari 2018 mendatang adalah tanggal pendaftaran bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam ajang Pilkada Jawa Barat 2018.

Namun, banyaknya drama sebelum pertarungan pesta demokrasi lima tahunan tersebut malah membuat masyarakat kebingungan. Sebab, hingga kini belum ada satu pun pasangan bakal calon pemimpin Jawa Barat yang mendapatkan kepastian menjadi kontestan.

“Energi partai yang terfokus pada pecarian figur melupakan tugas utamanya untuk menyodorkan desain pemerintahan lima tahun ke depan. Ini yang urgent,” kata Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Karim Suryadi melalui ponselnya, belum lama ini.

(Baca juga : Ditikung, Ini Doa Partai Demokrat untuk Gerindra, PKS, dan PAN )

Seharusnya, partai politik lebih cepat mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur agar masyarakat mampu mencari tahu lebih mendalam figur-figur yang ditawarkan.

“Siapa pun gubernurnya harus ada peta jalan kemajuan, sehingga Pilkada bukan sekedar memajumundurkan orang. Ini utang parpol pada publik, menjelaskan desain pemerintahan lima tahun ke depan dan memajukan calon yang dapat mewujudkannya,” tuturnya.

Karim juga mengkritik kondisi partai politik di Jawa Barat yang miskin dengan kader-kader potensial untuk dimajukan sebagai kandidat gubernur dan wakil gubernur.

Dari tiga kandidat terkuat yakn Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, dan Deddy Mizwar, hanya Dedi Mulyadi yang merupakan sosok bakal calon gubernur yang berasal dari partai politik.

(Baca juga : Cerita Dedi Mulyadi soal 2D, Pasangannya di Pilkada... )

“Yang menyedihkan, Jabar provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak menyumbang hampir 17 persen suara dalam pemilu nasional, namun miskin stok cagub. Tampak parpol hanya suka "memetik" kader namun tak serius memupuknya,” tandas Karim.

Kompas TV Golkar Usung Dedi Mulyadi & Deddy Mizwar di Pilkada 2018


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com