Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Residivis Ini Kembali Merampok setelah Merasa Sembuh dari Luka Tembak

Kompas.com - 28/12/2017, 22:44 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Tiga kali meringkuk di penjara tidak membuat Bobi D Nangka (44) jera. Warga Makassar, Sulawesi Selatan, ini kembali ditangkap atas tuduhan 4 kali aksi perampokan di 3 provinsi berbeda di Sulawesi.

Polisi menangkap Bobi di Balikpapan, tempat persembunyiannya.

"Saya ke sini (Balikpapan) karena dikejar-kejar polisi. Saya baru 3 hari sebelum begini (ditangkap)," kata Bobi, Kamis (28/12/2017).

Bobi adalah seorang residivis. Ia pernah terlibat pencurian kendaraan bermotor di Balikpapan. Ulahnya itu mengakibatkan Bobi dipenjara dan kemudian bebas pada tahun 2013.

Ayah tiga anak ini kembali berulah dalam aksi pencurian uang nasabah yag menyebabkan dirinya dipenjara 9 bulan. Ia bebas pada tahun 2016. Keluar penjara, Bobi kembali terlibat dalam aksi pencurian dengan modus memecah kaca mobil. Atas kasus ini, Bobi bebas pada bulan April 2017.

"Betul Pak. Saya tidak ada melakukan apa-apa (4 bulan sejak keluar penjara). Saya belum bisa apa-apa karena masih basah bekas ditembak," kata Bobi.

Pria bertato pada lengan kanannya ini mengungkapkan, peluru dari polisi pun tak membuatnya jera. Ia kembali terjerumus ke aksi kriminal lantaran rumah tangganya di ujung kesulitan. Utang istri dan anak-anaknya besar.

"Selama ini ngutang sama warung-warung dulu," kata Bobi.

Baca juga : 25 Kali Merampok, 3 Pelaku Diringkus setelah Ditembak Kakinya

Ketiga anaknya belumlah bisa diandalkan. Bobi mengatakan, anaknya yang sulung, 22 tahun, masih bekerja sebagai teknisi muda di pelayaran. Anak keduanya yang berumur 20 tahun menganggur dan menjalani hidup sebagai residivis.

"Yang ketiga, 8 tahun, cacat. Buang air lewat perut karena tidak memiliki dubur," kata Bobi.

Bobi mengaku sulit mendapatkan pekerjaan dengan kondisi sebagai residivis dan usia seperti itu. Sementara kembali menjadi pedagang ikan, seperti di masa lalu, dirasa tidak menyelesaikan kebutuhan keluarganya sesegera mungkin.

"Banyak sekali utang. Dengan (uang hasil curian) begini uang cepat habis," kata Bobi.

"Istri saya pernah meminta tidak usah lagi dengan cara ini (mencuri). Tapi saya diam-diam saja," katanya.

Ia merasa tak ada jalan ke luar. Bobi kembali beraksi dalam 4 kali perampokan sejak Agustus 2017. Tiga kali perampokan uang nasabah di 3 kota berbeda, Sinjai di Sulawesi Selatan, Polewali Mamasa di Sulawesi Barat, hingga Ampana di Sulawesi Tengah. Total uang hasil perampokan di tiga lokasi itu lebih dari Rp 90 juta.

Bobi juga berulah mencuri di toko penjual ponsel di Ampana. Mereka mengincar nasabah yang ke luar dari bank skala kecil.

Baca juga : Merampok, Pria Ini Kubur Perhiasan dan Uang Senilai Rp 500 Juta di Kebun

Bobi tak sendiri. Ia berkomplot antara 4 hingga 5 orang. Mereka mengamati nasabah yang ke luar dari bank, lihat kebiasaan dan celah, membuntutinya, dan memanfaatkan keteledoran si nasabah. Beberapa nasabah yang diincar adalah mereka yang menyimpan uang di jok motor.

"Saya (mengamati tapi sambil pura-pura) sedang membeli minum saat itu," kata Bobi. "Saya buka pakai kunci T (bikinan)," katanya

Selain itu, Bobi juga terlibat pencurian dengan cara memecah kaca mobil. Hasil kejahatan mereka bagi rata. Usai aksi itu, Bobi melarikan diri ke Kaltim. Polisi mengendus persembunyiannya. Bobi pun tertangkap di pinggiran Kutai Kartanegara.

Kompas TV Polisi hingga kini terus mendalami kasus perampokan di hari Natal yang merugikan korban hingga satu miliar rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com