BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Jawa Timur, kini resmi dikelola PT Angkasa Pura II (APII). Serah terima pengelolaan dari Unit Penyelenggara Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kepada PT Angkasa Pura II dilakukan pada Jumat (22/12/2017).
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 300 miliar untuk menambah sarana dan prasana yang ada di Bandara Banyuwangi.
"Kami akan memperluas apron seluas 18.000 meter persegi agar pesawat bisa parkir di Bandara Banyuwangi. Saat ini luas apron baru 3.000 meter persegi," kata Awaluddin kepada Kompas.com, Jumat (22/12/2017).
Baca juga : Pengelolaan Bandara Banyuwangi Harus Lebih Profesional
Perluasan apron tersebut ditargetkan selesai pada Juli 2018, karena Bandara Blimbingsari di Banyuwangi akan dijadikan bandara penyangga Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali pada kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank yang digelar pada Oktober 2018 dan rencananya akan dihadiri 17.000 orang.
Dengan apron seluas 18.000 meter persegi, maka Bandara Banyuwangi bisa menampung tujuh pesawat tipe 737 series.
Selain itu juga akan dilakukan penebalan (overlay) landasan, serta menambah PCN (Pavement Classification Number) menjadi 50-5i.
"Saat ini PCN Bandara Banyuwangi sebagian masih 38. Nanti akan ditambah agar pesawat-pesawat yang lebih besar bisa datang," jelasnya.
Baca juga : Jika Bandara Bali Kembali Tutup Akibat Gunung Agung, Pemerintah Siapkan Alternatif
Ia menargetkan pada tahun 2018, jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi bisa meningkat menjadi 500.000 orang. Saat ini penumpang Bandara Banyuwangi baru 250.000 orang.
"Saya optimis jumlah penumpang akan meningkat karena prospek Banyuwangi cukup bagus. Nanti kami targetkan bandara Banyuwangi bisa menjadi bandara internasional kedua di Jawa Timur. Sekarang kan baru Surabaya," pungkasnya.