Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Ridwan Kamil Bersama Golkar hingga Berujung Perceraian

Kompas.com - 19/12/2017, 12:05 WIB
Farid Assifa,
Dendi Ramdhani

Tim Redaksi

Idrus mengatakan, Golkar memilih Ridwan Kamil atas dasar elektabilitas Ridwan Kamil jauh di atas Bupati Purwakarta yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Berdasarkan survei Poltracking Indonesia pada Juni lalu, Emil berada pada peringkat pertama dengan angka 21,38 persen. Sementara, Dedi Mulyadi berada di posisi kedua di angka 4,88 persen.

9 November 2017

Setelah menjajaki pendekatan dengan Partai Golkar, Ridwan Kamil pun akhirnya diperkenalkan secara resmi menjadi calon gubernur yang didukung Golkar. Di hadapan ratusan kader Golkar, Ridwan resmi berduet dengan Daniel Murtaqien Syafiuddin sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.

Baca juga : Golkar Pilih Ridwan Kamil, Ini Penjelasan Setya Novanto

Deklarasi ini diawali pembacaan surat keputusan rekomendasi DPP Golkar terhadap pencalonan Ridwan-Daniel tertanggal 24 Oktober oleh Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemenangan Pemilu, Ratu Dian.

Sementara itu, gelombang protes terus bermunculan. Kader Golkar pro Dedi Mulyadi tak sepakat dengan keputusan partai. Mereka mendesak pimpinan partai tetap mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur.

19 November 2017

Tak lama setelah mengumungkan duet Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien, perahu Partai Golkar digoncang masalah. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sedang berperkara dengan hukum terkait kasus korupsi e-KTP.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mendesak partainya segera melakukan pergantian ketua umum.

Menurut dia, Setya Novanto selaku Ketua Umum Partai Golkar saat ini sudah tidak bisa menjalankan tugasnya karena menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Harus ada pimpinan baru yang merepresentasikan semangat perubahan Partai Golkar," kata Dedi Mulyadi kepada Kompas.com, Minggu (9/11/2017).

Dedi mengatakan, pergantian posisi ketua umum ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui forum rapat pimpinan nasional. Dalam forum itu bisa ditunjuk satu orang yang menjadi pelaksana tugas ketua umum Golkar.

Cara lain adalah dengan menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa yang merupakan forum tertinggi partai beringin. Di forum itu, kader Golkar bisa mencalonkan diri dan bersaing memperebutkan posisi ketua umum.

13 Desember 2017

Airlangga Hartato yang merupakan Menteri Perindustrian dipilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar setelah melalui rapat pleno.

17 Desember 2017

Partai Golkar resmi mencabut dukungan untuk Ridwan Kamil. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD Golkar Jawa Barat MQ Iswara mengaku pihaknya telah menerima surat pencabutan dukungan untuk Ridwan Kamil sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada Jawa Barat 2018.

Isi surat tersebut kata Iswara sesuai dengan yang tertera di surat yang ditandatangani Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham itu.

"Karena setelah rekomendasi dikeluarkan sampai dengan tanggal (25/11/2017) tidak ada komunikasi yang dilakukan oleh calon gubernur Ridwan Kamil dengan DPD Golkar Jawa Barat (soal calon wakil gubernur)," ujar Iswara di hotel Sultan Jakarta.

Baca juga : Golkar Cabut Dukungan untuk Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat 2018

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com