Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Tinggi Bocah SD Penderita Difteri Ingin Segera Sekolah

Kompas.com - 19/12/2017, 06:29 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Duduk di samping ranjang pesakitan, Marsih Dwi Astutik (40), warga Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terlihat telaten menjaga anaknya, AN (8), Senin (18/12/2017) sore. 

Sesekali Marsih yang mengenakan masker serta jas medis pelindung memijat tangan bocah mungil berkulit hitam tersebut.

AN, siswa SD itu beberapa hari lalu dinyatakan positif terinfeksi difteri. Sesuai standar operasional, ia mendapatkan perawatan intensif di ruang Isolasi RSUD dr R Soedjati Purwodadi, Grobogan.

AN terlihat terbaring lemas dengan posisi jarum infus menancap di tangan. Meski demikian, kondisi kesehatannya terus stabil dari hari ke hari. 

"Awalnya demam terus susah napas. Setelah dirawat lima hari ini, anak saya kian membaik. Semangatnya tinggi. Dia berujar ingin segera sekolah," tutur Marsih.

Baca juga : Dua Pasien Difteri Meninggal, Babel Minta Tambahan ADS ke Kemenkes )

Kepala Seksi Surveilans Imunisasi dan Kejadian Luar Biasa Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, dr Jatmiko menyampaikan, sepekan lalu pihaknya memeroleh informasi bahwa ada 4 pasien suspect difteri yang dirawat di RSUD dr R Soedjati Purwodadi.

Namun, setelah beberapa hari dilakukan observasi, tim medis mengidentifikasi dua pasien yang terjangkit difteri.

"Selain AN, ada seorang pasien lagi yang terjangkit difteri. Pasien inisial BK umur 3 tahun asal Purwodadi. Kedua pasien difteri ini kami rawat di ruang isolasi karena berisiko penyebaran infeksi atau menular," ucapnya.

Menurut Jatmiko, sejauh ini kondisi kesehatan kedua pasien difteri berangsur membaik setelah diberikan Anti Difteri Serum (ADS). "Alhamdulillah kondisi keduanya semakin membaik. Stok ADS masih ada," tuturnya.

(Baca juga : Vaksinasi Difteri dan Racun Bakteri yang Mematikan )

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Lely Atasti menjelaskan, difteri termasuk penyakit akut yang menyerang saluran pernapasan pada bagian hidung dan tenggorokan. Difteri juga dapat mengancam kesehatan kulit.

"Difteri dapat menular. Penanganan harus serius terutama menggunakan ADS. Sebagai antisipasi dini yaitu melalui imunisasi balita," kata Lely.

Lely menyebut, setiap tahun di wilayah Kabupaten Grobogan teridentifikasi ada sejumlah pasien difteri. Meski demikian, difteri belum sampai menelan korban jiwa.

"Trendnya menurun. Kami berharap kepada masyarakat untuk segera periksa jika mengalami gangguan pada saluran pernapasan. Jangan lupa imunisasi anak," pungkasnya.

Kompas TV Pihak RSPI tengah merawat 90 pasien difteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com