Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilihan Realistis bagi Ridwan Kamil agar Partai Koalisi Tidak Kabur

Kompas.com - 18/12/2017, 18:09 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Koalisi pendukung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai bakal calon gubernur terancam bubar pascapenarikan dukungan dari Partai Golkar.

Sebab, meski menyisakan 21 kursi milik Partai Nasdem, PKB, dan PPP, ia masih bisa mencalonkan diri dalam Pilkada Jabar. Namun, beredar kabar PPP dan PKB mengancam menarik dukungannya. 

PPP mengancam menarik dukungan jika Ridwan Kamil tidak memilih kadernya, Uu Ruzhanul Ulum. Adapun PKB akan menarik dukungan jika penetapan calon wakil gubernur tidak dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat dengan partai pengusung.

Lalu, siapa sosok wakil gubernur yang paling realistis diambil Ridwan Kamil sebagai pasangannya agar koalisi tetap utuh dan berpihak kepadanya?

“Fakta di lapangan, peluang Uu yang paling besar. Suara terbanyak (sembilan kursi) jadi pertimbangan. Bagaimanapun dari sisi elektabilitas, beliau paling tinggi,” kata pakar politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung, Firman Manan, di Bandung, Senin (18/12/2017).

(Baca juga: Cabut Dukungan untuk Ridwan Kamil, Golkar Kembali Merapat ke PDI-P )

Selain itu, Firman juga menilai karakteristik Uu Ruzhanul Ulum yang dekat dengan unsur religius mampu melengkapi Ridwan Kamil yang identik dengan sosok nasionalis.

"Nasionalis religius. Uu juga kuat di Priangan timur. PKB mengaku kuat di pantura, padahal di pantura yang kuat PDI-P," tuturnya.

Jika pria yang akrab disapa Emil itu harus memilih Uu Ruzhanul Ulum sebagai pasangannya, otomatis Emil harus memberikan insentif kepada partai pengusung lainnya. 

"Kompromi (dengan partai) ini tidak hanya di kursi cawagub. Akan dicari bentuk-bentuk insentif lainnya. Kalau hanya mengejar kursi cawagub, enggak akan selesai-selesai,” tuturnya.

Bentuk insentif yang diberikan kepada partai pengusung selain PPP bisa dalam bentuk pengaturan koalisi di 16 pemilu bupati/wali kota pada pilkada serentak 2018 di Jawa Barat.

Dengan demikian, Nasdem, PKB, dan PPP yang mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jawa Barat 2018 bisa kembali berkoalisi di pemilu bupati/wali kota untuk membagi kandidat-kandidat yang akan diusung.

(Baca juga: PKB Minta Ridwan Kamil Kembali ke Kesepakatan Awal, Jika Tidak... )

Tidak hanya itu, insentif paling ideal yakni dengan cara memasukkan platform partai ke dalam program kerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Ini pilihan paling pragmatis dan realistis,” ujarnya.

Dalam rilis hasil survei Instrat, popularitas dan elektabilitas Uu Ruzhanul Ulum sebagai pendamping Ridwan Kamil paling tinggi dibanding pesaingnya. 

Saat disimulasikan berpasangan, tingkat keterpilihan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum berada di peringkat pertama dengan 21 persen, disusul Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu 14 persen, dan Dedi Mulyadi-Anton Charliyan 9 persen.

Adapun responden yang tidak akan memilih 3 persen dan belum menentukan jawaban 53 persen.

Kompas TV Ridwan Kamil tidak lagi didukung Partai Golkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com