Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkotnya Ditumpangi Bupati, Pria Ini Beruntung Dapat Bantuan Rumah Susun

Kompas.com - 18/12/2017, 09:21 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada Minggu (17/12/2017) pagi berbelanja sembako di Pasar Kajepit, Pasar Jumaah, Purwakarta.

Untuk menuju ke sana, Dedi memilih untuk menggunakan angkot 02 jurusan Sadang – Pasar Rebo Simpang.

Sang sopir angkot, Asep (50), kaget ketika angkot yang dikemudikannya dihentikan oleh bupati Purwakarta yang dikaguminya sejak lama.

Dalam perjalanan menuju Pasar Jumaah, ingatan Asep menerawang kembali ke belasan tahun lalu.

Kepada Dedi, dia bercerita bahwa angkotnya juga pernah ditumpangi oleh Dedi. Namun saat itu, Dedi masih menjabat sebagai wakil bupati Purwakarta periode 2003-2008.

Bak dejavu, Asep mengatakan kondisi hari ini pun sama. Pada saat itu, Dedi juga membawa putera sulungnya, Maula Akbar untuk berbelanja sembako di Pasar Jumaah.

Masih emut teu Pak? Abdi kantos narik bapak pas bapak jadi wakil. Baheula jeung budak bapak oge ka pasar. (Masih ingat gak Pak? Saya sempat narik bapak pas bapak jadi Wakil. Dulu sama anak bapak juga ke pasar),” ujar Asep kepada Dedi.

Ditanya seperti itu, Dedi mengaku tidak menyangka bahwa kejadian di masa silam itu masih diingat oleh Asep, sang sopir.

Berarti geus dua kali nya naek angkot ieu. Inget keneh geuning? (berarti sudah dua kali ya naik angkot ini. Kok masih ingat?)," kata Dedi sambil melempar tawa.

Asep dengan sigap membalas pertanyaan Dedi. Menurut dia, saat menjabat sebagai wakil bupati Purwakarta, angkotnya diberhentikan oleh Dedi beserta istri dan anak sulungnya di depan Gang Perumahan Cimaung.

“Iya, dulu bapak sama istri dan anak bapak. Waktu itu kalau tidak salah anak bapak umurnya dua tahun. Sekarang udah gede,” imbuhnya.

Tidak hanya bernostalgia, sepanjang jalan antara perempatan Pemda Purwakarta hingga Pasar Jumaah, Asep juga tak henti mencurahkan keluh kesah kehidupannya kepada Dedi. Ia mengeluh tentang berkurangnya pendapatan sekaligus pada saat yang sama harus memenuhi biaya setoran ke juragan angkot dan biaya kontrakan.

Dedi menjawab keluh kesah Asep. Menurut dia, gaya hidup masyarakat hari ini tidak seperti dulu. Kini, kata dia, masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum. Untuk itu, Dedi meminta Asep agar terus semangat berusaha dan bersyukur atas hasil yang sudah diraih.

“Dulu kan saya juga kernet angkot, sekarang rata-rata sopir gak punya kernet karena hasil tarikan sedikit sekali kalau dibagi dua. Ditambah, sekarang masyarakat terlalu mudah mendapatkan kendaraan bermotor,” kata Dedi.

Sesampainya di tujuan, Dedi membagikan sedikit rezeki untuk Asep. Dia juga meminta Asep agar tidak lagi mengontrak rumah dan pindah ke rumah susun di kawasan Poponcol, Purwakarta.

“Nanti pindah ke rumah susun, diurus staf saya,” tegasnya.

Asep tidak kuasa menyembunyikan kebahagiaan. Raut mukanya tampak semeringah setelah mendapat bantuan dari Dedi.

“Alhamdulillah, terima kasih, Pak,” ucap Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com