Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Anak-anak Melawan Monster Nikotin dalam Wayang Alternatif

Kompas.com - 17/12/2017, 19:26 WIB
Fitri Rachmawati

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Sejumlah anak anak dan remaja berkumpul dalam pertunjukan wayang alternatif di Taman Udayana Mataram, Minggu (17/12/2017).

Salah satu dalang perempuan yang memainkan dalang plastik, Siti Syifa Azzahra, menarik perhatian anak-anak.

Aktivis Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) Warior Kota Mataram memainkan cerita wayang tentang bahaya rokok.

Dalam cerita itu, Syifa mengisahkan ada dua anak kecil bernama Aldi dan Rika yang tengah berjalan-jalan di Kota Mataram. Namun, Tiba-tiba keduanya dihampiri monster bertubuh besar yang mengaku bernama Niko.

“Hai bocah bocah, kenalkan namaku Niko, lengkapnya Nikotin, aku ingin memberi kalian beasiswa, tiket jalan-jalan gratis, biaya kegiatan olahraga, dan konser musik, mau ya,” ucap Syifa, memainkan tokoh Niko.

Awalnya Aldi takut dan curiga pada Niko, berbeda dengan Rika yang tergiur dengan iming iming beasiswa dan biaya jalan jalan. Rika kemudian membujuk Aldi, hingga akhirnya mereka termakan rayuan monster Niko.

Baca juga : Hati-hati, Nikotin Bisa dengan Mudah Menempel di Tangan Anak

Namun, tiba-tiba udara dipenuhi asap dan orang-orang merasa sesak, termasuk Aldi dan Rika. Mereka tak mampu melawan kepungan asap di mana-mana.

Ahirnya mereka bersama-sama melawan monster nikotin yang menebarkan asap beracun itu. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa ikut melawan sampai akhirnya monster Nikotin binasa.

Edukasi bahaya rokok

Syifa juga mengajak anak-anak untuk berinteraksi dengan wayang plastiknya, menyampaikan keluhan dan harapan harapan mereka.

Syifa mengatakan, ia dan aktivis FCTC lainnya di Mataram menginginkan agar anak-anak dan orangtua bisa mengetahui bahaya rokok.

“Tujuan kami adalah mensosialisasikan dampak dan bahaya rokok melalui wayang alternatif agar menarik perhatian pelajar, mahasiswa dan orangtua” katanya.

Baca juga : Pekerja Anak di Pertanian Tembakau Alami Keracunan Nikotin


Yang paling utama kata Syifa, semua pihak harus bersama sama mewujudkan kota Mataram benar-benar menjadi kota layak anak yang bebas dari asap rokok, termasuk iklan rokok.

Penonton pertunjukan wayang plastik itu, baik pelajar dan mahasiswa, mengaku sangat terkesan dan berharap sosialisasi melalui wayang lebih sering dilakukan.

“Banyak yang suka tadi kak, semua terhibur sekaligus dapat informasi akan bahaya rokok bagu kesehatan” kata Syamsul, seorang mahasiswa Universitas Mataram (Unram).

Syamsul dan beberapa kawannya yang juga relawan FCTC Mataram, mencoba sensasi memainkan wayang alternatif usai perunjukan.

Baca juga : 2018, DKI Akan Bahas Raperda RPTRA hingga Kawasan Tanpa Rokok

Direktur Gagas Foundation, yang juga mengagas pertunjukan wayang alternatif FCTC ini, mengharapkan masyarakat dan pemerintah saling mendukung dalam melindungi anak-anak, terutama pelajar dari godaan rokok yang sangat mudah mendekati mereka.

“Ini masalah serius, dan harus kita atasi bersama, agar tahun 2018 mendatang kita tak lagi menemukan anak anak berusia 5-9 tahun sudah mulai merokok dan jumlah mereka lebih tinggi dibanding dengan mereka yang dewasa,” kata Azhar.

Masih ditemukannya anak-anak usia dini yang merokok, salah satunya diduga karena masih bertebarannya iklan rokok di jalan utama termasuk sekitar sekolah.

Kompas TV Dari Trenggalek, Jawa Timur, video sejumlah siswa sekolah dasar yang tengah mengisap rokok elektrik atau vape tersebar di medsos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com