Ia juga berharap setelah lulus nanti tetap menari dan memiliki sanggar di desanya.
"Saya ingin belajar komputer setelah lulus, tapi ingin tetap menari dan ada sanggar di sini nanti," kata Sherly.
Namun, ia menyadari Kecamatan Danau Sembuluh merupakan salah satu daerah terpencil di Kalteng. Jaraknya memang 130-an kilometer dari Kota Sampit.
Kecamatan dengan 8 desa di dalamnya ini berada di balik perkebunan kelapa sawit yang begitu luas.
Masuk ke kecamatan itu, siapapun harus melewati jalanan tanah berlumpur dan berdebu. Cukup sulit dan kerap membuat jerih siapa pun masuk hingga ke sana.
Kondisi medan kerap mempengaruhi kegiatan dan kemajuan desa-desa di dalamnya
Otodidak
Tarian ini bukan barang baru bagi mereka. Cukup berlatih 1 minggu, Sherly dan kawan-kawannya sudah siap tampil kompak.
Mereka, dengan bantuan guru-guru, menyewa pakaian adat seharga Rp 100.000 per orang untuk menari nanti.
Selebihnya, properti menari dibikin sendiri, seperti: mahkota kepala dari jalinan janur kuning. "Kami sampai tidak tidur. Kami bikin dari jam 3 pagi," kata Sherly.
Juga properti lain, misal tatoo khas Dayak pada kaki, tangan, juga wajah. Tatoo temporary itu digambar dengan spidol permanen pada kedua lengan hingga pipi.
Setiap gambar itu sejatinya perlambang citra, penghargaan, kasih sayang dan bentuk bakti atas nenek moyang mereka yang sarat dengan aura mistis dan ghaib.
Sherly bersama beberapa pelajar sebayanya sering dipanggil untuk tampil mengisi hajatan dan penyambutan tamu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.