Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Pelatih, Anak-anak di Pedalaman Kalteng Berguru pada YouTube

Kompas.com - 17/12/2017, 17:10 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Kondisi medan kerap mempengaruhi kegiatan dan kemajuan desa-desa di dalamnya


Otodidak

Tarian ini bukan barang baru bagi mereka. Cukup berlatih 1 minggu, Sherly dan kawan-kawannya sudah siap tampil kompak.

Mereka, dengan bantuan guru-guru, menyewa pakaian adat seharga Rp 100.000 per orang untuk menari nanti.

Selebihnya, properti menari dibikin sendiri, seperti: mahkota kepala dari jalinan janur kuning. "Kami sampai tidak tidur. Kami bikin dari jam 3 pagi," kata Sherly.

Juga properti lain, misal tatoo khas Dayak pada kaki, tangan, juga wajah. Tatoo temporary itu digambar dengan spidol permanen pada kedua lengan hingga pipi.

Setiap gambar itu sejatinya perlambang citra, penghargaan, kasih sayang dan bentuk bakti atas nenek moyang mereka yang sarat dengan aura mistis dan ghaib.

Sherly bersama beberapa pelajar sebayanya sering dipanggil untuk tampil mengisi hajatan dan penyambutan tamu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com