Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Pakai Kereta Cepat, Jakarta-Surabaya Cuma 5,5 Jam

Kompas.com - 08/12/2017, 06:00 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa dengan kereta cepat, rute Jakarta-Surabaya yang tadinya ditempuh dengan waktu 9 jam bisa menjadi 5,5 jam.

"Profilnya kami ingin mengubah yang dari 9 jam menjadi 5 jam hingga 5,5 jam. Artinya apa, satu hari satu malam kereta ini bisa bolak-balik," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menghadiri Seminar "Peningkatan Kecepatan Kereta Api Koridor Jakarta-Surabaya", di Gedung Pascasarjana UGM, Kamis (07/12/2017).

Budi mengungkapkan, kereta api cepat dengan rute Jakarta-Surabaya ini berkecepatan 160 km/jam sehingga dengan waktu tempuh 5 jam hingga 5,5 jam. Bedanya tidak akan jauh dengan waktu tempuh kedua kota dengan pesawat terbang.

"Pesawat kan terbangnya 1,5 jam, nunggunya berapa lama jadi ya sedikitlah (beda waktunya dengan kereta cepat) sehingga pesawat punya teman kereta cepat ini," ucapnya.

(Baca juga : Jepang Usul Tambah Rel untuk Kereta Cepat Jakarta-Surabaya)

Menurut dia, kereta cepat rute Jakarta-Surabaya akan menggunakan desain teknologi yang paling cerdas. Selain itu, juga akan memprioritaskan menggunakan komponen-komponen dalam negeri.

"Teknologi yang cerdas itu handal. Tetapi teknologi ini relatif optimal dan murah, kami juga sebanyak mungkin menggunakan komponen-komponen dalam negeri," tegasnya.

Untuk mendapatkan desain teknologi yang cerdas, pihaknya menghimpun banyak masukan dari para ahli. Tidak hanya ahli dalam negeri, tetapi juga ahli dari luar negeri.

"Terbukti dalam kesempatan ini kita mendatangkan ahli dari Korea, ahli dari Jerman, dan ahli dalam negeri untuk sharing. Supaya saat membangun, tidak ada semestinya begini, mestinya begitu, ini sudah selesai," tandasnya.

Rute kereta cepat Jakarta-Surabaya lanjutnya menggunakan rel atau jalur yang sudah ada sebab di jalur-jalur ini banyak titik ekonomi, seperti Brebes, Pekalongan ,Tegal, dan Semarang.

"Jika kita geser ke tempat lain, itu akan mengubah dan meninggalkan mereka-mereka yang sudah punya ketergantungan. Kedua dengan menggunakan existing line kan lebih murah," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com