Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kids Zaman Now" Kecanduan Gawai, Emak-emak Bikin "Kampung Baca"

Kompas.com - 06/12/2017, 10:15 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Kaum ibu di Kampung Pucangsari, Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah, mendirikan 'Kampung Baca' yang bisa dikunjungi warga setempat, khususnya anak-anak, dengan gratis.

Ide ini muncul setelah melihat fenomena generasi muda saat ini yang lebih menyukai gadget daripada buku. Mereka ingin menggerakkan lagi budaya membaca di masyarakat.

"Kami sungguh prihatin dengan anak-anak zaman sekarang yang sudah kecanduan HP, main media sosial, hampir tidak pernah membaca buku. Sama halnya dengan orang-orang dewasa. Kami ingin menggerakkan lagi budaya membaca," ujar Ch Kurniawati, salah satu pendiri Kampung Baca Kedungasari, Selasa (5/12/2017).

Wati, panggilan Ch Kurniawati, mengaku tidak mudah untuk mewujudkan Kampung Baca ini. Dirinya dan kaum ibu di kampung ini harus merelakan waktu dan tenaganya untuk mengumpulkan buku-buku, menyiapkan tempat, hingga menyadarkan warga lainnya tentang pentingnya membaca buku.

"Yang paling penting adalah mengubah mindset warga, bagaimana mereka bisa tergerak hatinya untuk mau meluangkan waktu, memberi contoh warga lainnya supaya gemar membaca," tandasnya.

Wati bersama ibu-ibu pengurus Pimpian Ranting Aisyiah Kedungsari itu bahkan menyisihkan sedikit uang belanja mereka untuk membeli buku-buku, dan perlengkapan mulai rak buku, karpet dan sebagianya. Beberapa di rumah di kampung ini juga disulap sedemikian rupa menjadi 'mini' perpustakaan.

(Baca juga: Kisah Perahu Pustaka Jelajahi Pesisir Sulawesi agar Anak-anak Bisa Membaca)

Selain buku, di kampung ini juga dipamerkan foto-foto jurnalistik tentang kehidupan perempuan dan anak. Foto-foto ini pun dipasang di tembok-tembok rumah warga supaya warga dengan mudah melihatnya.

"Kami bersyukur karena ada donatur-donatur yang ikut menyumbangkan buku dan foto-foto untuk Kampung Baca ini. Kami berharap dengan adanya program ini menjadi motivasi masyarakat untuk suka membaca buku yang merupakan jendela dunia. Kami juga yakin, dengan baca buku, masyarakat akan memiliki pola pikir cerdas, kritis, sehingga tidak mudah dihasut kabar-kabar hoaks yang marak belakangan ini," papar Ibu lima anak ini.

Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina, mengapresiasi inovasi ibu-ibu di kampung padat penduduk ini. Kaum ibu memang memiliki andil yang luar biasa pada perkembangan anak-anak dengan adanya kampung baca ini.

“Saya apresiasi tinggi atas hadirnya Kampung Baca Umi. Kampung baca ini bisa jadi tempat anak-anak belajar banyak hal dari membaca buku, saya harap bisa jadi contoh bagi kampung lainnya,” ujarnya.

Windarti mengingatkan bahwa perkembangan teknologi gawai yang makin pesat bisa memicu "virus" malas masyarakat. Gadget atau gawai bisa berbahaya jika seseorang tidak bisa mengontrolnya, terutama pada anak-anak.

"Ada positifnya juga kemajuan teknologi, tapi sebaiknya arahkan anak-anak untuk gemar membaca buku. Kalau anak lebih suka mencari bantuan di Google, mari sekarang kita ajak anak untuk mencarinya di buku,” ucapnya.

Dia mengklaim Kampung Baca hasil karya kaum ibu di kampung ini merupakan pertama dan satu-satunya di Kota Magelang. Dia berharap ide karya ini menjadi motivasi dan inspirasi masyarakat kampung lainnya untuk membuat gerakan positif. 

Sementara itu, Ida (30), seorang ibu rumah tangga dari kampung setempat, menuturkan, sekarang tidak lagi 'menganggur' setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah tangga pagi hari. Dia bisa mengisi waktu luang dengan membaca majalah resep masakan kesukaannya.

"Habis beres-beres rumah bisa ke sini, baca-baca buku, cari resep masakan. Biasanya selesai beres-beres cuma nonton TV atau main HP," kata Ida sambil tertawa.

Sore hari, Ida, akan mengajak anak-anaknya belajar di mini perpustakaan ini. Kebetulan pemilik rumah adalah seorang guru sehingga bisa sekalian mengerjakan PR di sini. Anaknya juga mulai gemar membaca buku cerita dan komik.

Ramadhan (12), seorang anak asal kelurahan Kedungsari, juga tertarik dengan membaca buku cerita yang disediakan di mini perpustakaan itu. Meski dia masih terbilang jarang berkunjung, namun membaca menjadi kebiasaan baru ketika pulang sekolah atau selesai bermain dengan teman-temanna.

"Kadang-kadang (berkunjung), suka baca buku cerita. Biasanya habis main, sebelum pulang menjelang Maghrib mampir ke perpus," ujar bocah kelas 5 SD itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com