Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengungsi Gunung Agung, Bahagia Dapat Pengobatan Gratis

Kompas.com - 03/12/2017, 07:41 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Made Putu (70) terlihat mengantre di antara barisan pengungsi Gunung Agung di Posko Pengungsian Desa Rendang, Karangasem pada Sabtu (3/12/2017) malam.

Sebuah kertas putih berisi resep dokter dipegangnya erat. Tak dihiraukannya cuaca dingin selepas hujan yang mengguyur wilayah di sekitar Gunung Agung pada sore harinya.

Setelah menanti beberapa lama, tiba waktunya Made Putu di barisan depan. Diberikannya potongan kertas putih ke petugas. Tak selang berapa lama 3 jenis obat diberikan padanya.

"Bagaimana ini cara minumnya," tanya Made pada petugas.

Made Putu bersama ratusan pengungsi lain sedang mengikuti pengobatan gratis yang digelar Yayasan Indocare Peduli. Putu merasa sangat terbantu dengan adanya pelayanan kesehatan gratis.

(Baca juga: Gunung Agung Meletus, Pengungsi Mencapai 43.358 Jiwa)

Dua bulan sudah dia meninggalkan kediamannya di Desa Kesimpah, Besakih, Karangasem yang terletak di radius bahaya Gunung Agung. Setelah meninggalkan rumah dan harta benda, kondisi kesehatannya tidak stabil.

"Ini rematiknya kambuh selama mengungsi," ujar Putu.

Sejumlah pengungsi Gunung Agung turun dari truk setibanya di tempat penampungan GOR Suwecapura, di Klungkung, Bali, Selasa (21/11/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan Gunung Agung meletus pukul 17.05 Wita sehingga para pengungsi kembali ke tempat penampungan.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Sejumlah pengungsi Gunung Agung turun dari truk setibanya di tempat penampungan GOR Suwecapura, di Klungkung, Bali, Selasa (21/11/2017). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan Gunung Agung meletus pukul 17.05 Wita sehingga para pengungsi kembali ke tempat penampungan.
Karena itu dia merasa cukup terbantu dengan adanya pelayakan kesehatan gratis dari pihak yang bersimpati. Dia berharap bentuk pelayanan seperti ini terus diadakan.

Kebahagiaan yang sama juga dirasakan Wayan Artawa (40). Selama di pengungsian dia mengalami sakit mag. Karena itu, bersama ratusan pengungsi dia rela antre untuk mendapat pelayanan kesehatan gratis.

"Senang sekali akhirnya dapat obat gratis," kata Wayan.

Sementara itu Ketua Yayasan Indocare Peduli Rudy Tandi mengatakan, pelayanan kesehatan gratis bagi pengungsi merupakan bentuk bakti sosial dan kepedulian kepada derita pengungsi Gunung Agung.

(Baca juga: Pemerintah Jamin Kebutuhan Pengungsi Gunung Agung)

Pelayanan kesehatan gratis ini menggandeng sejumlah dokter dan apoteker di Bali.

Secara rutin mereka menggelar di sejumlah titik pengungsian sesuai jadwal yang diberikan dinas kesehatan provinsi Bali.

"Sesuai waktu yang diberikan di tempat ini kami diberi waktu dua jam malam ini, tentu sesuai kondisi di lapangan. Bisa saja sampai pagi," kata Rudy.

Dalam sekali pelayanan, Yayasan bisa melayani 500-1.000 pengungsi. Prioritas utama adalah wilayah Klungkung dan Karangasem.

"Kami putuskan di tempat ini karena pengungsinya banyak," kata Rudy.

Kompas TV Jumlah pengungsi Gunung Agung di GOR Swecapura, Klungkung Bali terus meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com