Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur DIY Tingkatkan Status Siaga Jadi Tanggap Darurat Bencana

Kompas.com - 02/12/2017, 18:09 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meningkatkan status kebencanaan dari siaga menjadi tanggap darurat. Peningkatan status itu berdasarkan perkembangan situasi yang terjadi saat ini.

"(status tanggap darurat) itu mulai berlaku 1-14 Desember 2017," kata Sultan di lokasi pengungsian di kantor Desa Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Sabtu (2/12/2017).

Sultan mengatakan, peningkatan status itu juga untuk memudahkan pemerintah kota/kabupaten dalam memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban bencana. Dengan demikian, kata dia, pemerintah kota/kabupaten bisa mempertanggungjawabkan penggunaan APBD dalam menangani bencana yang terjadi di wilayahnya.

"Kebetulan di DIY ini semua wilayah kena (bencana). Jadi saya mudah mengatakan DIY tanggap darurat, sehingga semua (pemerintah) kota/kabupaten bisa mengeluarkan pembiayaan kepada masyarakat yang kondisinya harus terpaksa mengungsi, rumahnya rusak, dan sebagainya," kata Sultan.

Baca juga : Bencana Landa Yogya dan Sekitarnya, Gubernur Tetapkan Status Siaga Darurat

(Doc. BMKG)Kompas.com/Sherly Puspita (Doc. BMKG)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Krido Suprayitno mengatakan, peningkatan status tanggap bencana banjir, longsor, dan angin kencang itu merujuk informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sebelumnya BMKG menyebut muncul bibit siklon baru dan diperkirakan puncak hujan baru terjadi Januari 2018.

"Eskalasi dan intensitas cuaca esktrem masih ada di lapangan, sehingga harus ada penanganan segera. Selain itu secara faktual di lapangan, 4 kabupaten dan 1 kota di DIY juga menaikkan status kebencanaannya menjadi tanggap bencana," kata Krido.

Baca juga : BMKG Rekam Dua Bibit Siklon Tropis Selain Dahlia

Peningkatan status ini, lanjut dia, juga untuk mengurangi korban bencana. Ia mengajak warga untuk bergotong royong memulai perbaikan dengan mengikuti gerakan kebersihan lingkungan yang diselenggarakan mulai Minggu (3/12/2017). Gerakan itu, kata dia, untuk memperbaiki dampak yang timbul akibat siklon tropis Cempaka dan untuk mengurangi dampak perubahan cuaca ekstrem.

"Kegiatan ini namanya Jogja Tangguh, ini gerakan bersama dengan sasaran jalan, tempat ibadah, sekolahan, dan tempat lain yang membutuhkan gerakan masyarakat. Ini kegiatan kegotongroyongan, untuk itu berbagai komponen masyarakat akan bergerak bersama selama 14 hari," kata Krido.

Kompas TV BMKG deteksi 2 bibit siklon tropis baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com