Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mugiyanto Hanyut Terseret Banjir Setelah Jadi Imam di Masjid

Kompas.com - 30/11/2017, 15:18 WIB

WONOSOBO, KOMPAS.com - Hujan deras selama beberapa hari menyebabkan banjir di Dusun Kasiran, Desa Mlipak, Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2017) sekitar pukul 21.00 WIB.

Luapan air membuat tanggul saluran air di RT 2 RW 8 Kasiran longsor hingga menjebol rumah warga yang berada di bawahnya.

Salah satu tembok rumah permanen milik Mugiyanto (65), warga RT 2 RW 8, jebol hingga air bercampur material talut masuk dan menghanyutkan seisi rumah.

Tragisnya, Mugiyanto tak sempat meloloskan dari dari terjangan arus itu. Dia ikut hanyut terbawa air luapan yang bermuara di Sungai Serayu.

Dedek, Ketua RT 2 RW 8 Kasiran Mlipak Wonosobo, mengatakan, tiga rumah yang berhimpitan terdampak pada bencana banjir ini. Tiga rumah itu dihuni oleh 14 orang.

Rumah Mugi berada persis di bawah tanggul yang jebol sehingga dampaknya paling parah.

Air di saluran selebar dua meter di tengah perkampungan kala itu sedang meluap. Talut saluran yang posisinya lebih tinggi dari rumah Mugi mulai terkikis. Air luapan masuk ke dalam rumah hingga setinggi betis.

Ahmad, seorang warga setempat, meneriaki orang-orang yang masih terjebak di dalam rumah. Dia menarik tubuh putra-putri Mugi, Ayu (17) dan Slamet (23), dari dalam rumah agar cepat keluar.

Luapan terus meninggi sementara retakan tanggul semakin meluas. Petaka lebih besar diyakininya akan datang.

Sementara itu, Mugiyanto masih terjebak di dalam rumah. Kakek itu hendak mengambil cangkul untuk memperbaiki saluran belakang rumah, sehingga aliran luapan beralih dan tak menghantam rumah.

Ahmad menyeru agar Mugi lekas keluar. Ahmad masih teringat ucapan terakhir Mugiyanto saat dimintanya segera keluar.

"Saya panggil untuk keluar, dia jawab nun (ya). Panggilan ketiga sudah tidak dijawab saat tanggul longsor dan menjebol rumah," katanya, Rabu (29/11/2017).

Tanggul yang hanya berjarak sekitar 2 meter dari dinding rumah Mugi itu akhirnya benar-benar ambrol selebar sekitar 4 meter.

Arus air bercampur material talut lalu menjebol sebagian tembok rumah Mugi. Dinding permanen sisi samping hingga belakang rumah jebol sepanjang sekitar 8 meter.

Tembok kamar dalam rumah pun jebol diterjang arus yang menghanyutkan seisi rumah. Panggilan Ahmad ke Mugi sudah tak lagi terjawab. Wujud orang tua itu tak terlihat di antara puing rumah yang hanyut. Tubuhnya yang renta hilang entah kemana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com