Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.668 Rumah di Kabupaten Bandung Terendam Banjir, 399 Jiwa Mengungsi

Kompas.com - 28/11/2017, 18:05 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Sedikitnya 1.668 rumah di Kabupaten Bandung terendam banjir akibat tiga sungai di daerah itu meluap setelah hujan mengguyur wilayah itu, Senin (27/11/2017).

Tiga sungai yang meluap adalah Sungai Cisangkuy, Cikapundung, dan Citarum. Bahkan, air dari ketiga sungai itu meluap ke permukiman warga.

Informasi tersebut berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung yang dihimpun Tribun Jabar, Selasa (28/11/2017).

Satu gedung sekolah dan 8 tempat ibadah di 11 kampung di Kecamatan Baleendah juga ikut terendam banjir dengan ketinggian bervariatif, mulai 10 centimeter hingga 150 centimeter.

Banjir terparah terjadi di Kampung Cieunteung dan Cigosol, Kelurahan Baleendah yang mencapai 150 centimeter.

Banjir juga menggenangi Jalan Anggadireja Ciparay-Dayeuhkolot dan Andir-Katapang dengan ketinggian 120 centimeter sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor.

Dampak dari banjir itu, sedikitnya 124 keluarga yang terdiri dari 399 jiwa kembali mengungsi ke tiga tempat pengungsian, yakni di gedung INKANAS, gedung SKB, dan Pom Bensin Mekarsari di Kelurahan Baleendah.

Baca juga : Banjir di Porong, Enam Perjalanan Kereta Api Terganggu

Rincian 399 pengungsi itu adalah  49 orang lanjut usia, 39 anak balita, 2 ibu hamil, 26 anak, dan 15 ibu menyusui.

Banjir juga merendam sejumlah kampung di Kecamatan Dayeuhkolot dan Bojongsoang.

Beberapa upaya itu antara lain mengaktifkan kembali posko darurat di Kecamatan Baleendah, melakukan penelitian ke lokasi titik rawan banjir dan mengevakuasi warga, khususnya di tiga kecamatan serta berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bandung untuk mendistribusikan fasilitas logistik dan pangan ke lokasi-lokasi pengungsian.

"Sejak 7 November, BPBD Kabupaten Bandung turun ke lapangan untuk antisipasi di tiga kecamatan yang rawan banjir. Namun, banjir kali ini meluas hingga wilayah Cileunyi, Rancaekek, dan tempat-tempat lain yang biasanya tidak pernah banjir. Ketinggian air pun tidak seperti kemarin-kemarin," ujar Kepala Bidang Kedaruratan Bencana dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Heru Kiatno saat dihubungi melalui telepon, Selasa (28/11/2017).

Upaya lainnya, lanjut Heru, BPBD juga berkoordinasi dengan PDAM untuk penyediaan air bersih, kordinasi juga dilakukan dengan BBWS Citarum, terutama dengan muspika setempat untuk membantu masyarakat yang menjadi korban banjir.

Baca juga : Banjir Terjang Pacitan, Seorang Anak Hilang Terseret Arus

Ia juga menuturkan, jumlah personel BPBD kabupaten yang diterjunkan untuk evakuasi banjir kali ini sebanyak 20 orang.

Jumlah itu belum termasuk bantuan dari personel Tagana, PMI, Satpol PP, dan para relawan di desa hingga kecamatan.

Heru menambahkan, BPBD juga bahu-membahu bersama Dinas Sosial Kabupaten Bandung untuk ketersediaan logistik yang dibagikan kepada warga di pengungsian di antaranya makanan siap saji dan makanan olahan.

Berita ini sudah tayang di Tribun Jabar, Selasa (28/11/2017) dengan judul Luapan 3 Sungai Rendam 1.668 rumah di Kabupaten Bandung, 399 Warga Mengungsi

Kompas TV Banjir semakin membesar dan membawa material lumpur dan bebatuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com