KILAS DAERAH

Ganjar: Ternyata Sepak Bola Api “Ndak” Panas

Kompas.com - 25/11/2017, 20:19 WIB
Josephus Primus

Penulis

 

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Keseruan terlihat saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masuk ke lapangan futsal Pondok Pesantren Karang Santri Temanggung, Sabtu (25/11/2017). Bukan untuk melihat, Ganjar berani menjajal sepak bola api dalam turnamen sepak bola api Kapolres Cup 2017.

Tanpa ragu, Ganjar masuk ke lapangan didampingi Kapolres Temanggung, AKBP Maesa Soegriwo. Ganjar seolah tidak sabar untuk mencoba olahraga asli Indonesia itu.

Namun, ia dihalang-halangi oleh pengurus pondok pesantren Karang Santri. "Harus didoakan dulu sama kiai, Pak Gub," kata salah satu pengurus pondok.

Ganjar kemudian mengikuti pengurus tersebut masuk ke sebuah ruangan. Di ruangan itu, Ganjar diberikan doa dan kakinya dioles menggunakan air khusus.

 "Harus ada doanya ya," canda Ganjar.

 Usai didoakan, Ganjar kemudian kembali masuk ke lapangan. Ia kemudian menginjak bola api yang terbuat dari kelapa.

 Api yang membara tidak membuat Ganjar kepanasan. Bahkan, ia dengan santai menggiring bola api itu menuju gawang.

 Sempat terjadi perebutan sengit antara Ganjar dengan Maesa. Keduanya beradu skill untuk menggiring bola api tersebut layaknya pemain bola profesional.

 "Awalnya tidak masuk akal saya, tapi setelah didoakan pak kiai tadi, saya berani menendang bola api itu. Ternyata doanya ampuh, kaki rasanya tidak panas, cuma anget saja," kata Ganjar.

 

Unik dan bisa dikemas jadi wisata

 Menurut Ganjar, sepak bola api merupakan budaya warisan leluhur. Tidak ada di negara lain yang memiliki tradisi ini.

 "Tentu ini juga bisa dikembangkan menjadi agenda wisata. Ini menarik, kalau ini dikelola dengan baik, akan banyak turis asing yang ingin menjajal sepak bola api ini," tuturnya.

 Sementara itu, Kapolres Temanggung AKBP Maesa Soegriwo mengatakan, dilaksanakannya turnamen sepak bola api ini sebagai salah satu acara untuk memeriahkan HUT ke-183 Kabupaten Temanggung.

 "Selain itu juga sebagai cara untuk merawat dan melestarikan tradisi bangsa yang unik serta memiliki nilai tinggi," ucapnya.

 Maesa menambahkan, ajang itu diikuti oleh sejumlah tim dari berbagai kalangan. Termasuk, santri pondok pesantren, Banser NU, dan juga kepolisian.

 "Ada piala dan uang pembinaan yang kami berikan dalam ajang ini. Semoga ini akan bisa dilakukan rutin dan seperti kata Pak Gubernur, bisa jadi daya tarik wisata," pungkasnya.(KONTRIBUTOR JAWA TENGAH/ANDI KAPRABOWO).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com