Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urea China Serbu Indonesia, Pupuk Kujang Tunda Ekspor

Kompas.com - 24/11/2017, 15:33 WIB
Farida Farhan

Penulis

KARAWANG, KOMPAS.com - Menyerbunya urea dari China ke pasar Internasional, termasuk Indonesia, membuat PT Pupuk Kujang menunda ekspor. Akibatnya keuntungan perusahaan berkurang.

Manajer Komunikasi Perusahaan PT Pupuk Kujang Ade Cahya mengungkapkan, urea China sangat berpengaruh terhadap harga pupuk tersebut di wilayah Asia.

Banjirnya urea China di Indonesia karena negara tirai bambu itu melakukan produksi besar-besaran. Apalagi, harga bahan baku pupuk di sana murah. Namun, Ade tidak tidak mengetahui berapa jumlah urea China yang masuk ke Indonesia. 

"Terlebih pada musim dingin di China urea tidak digunakan. Hal ini menyebabkan harga pupuk urea di pasar international menjadi 260 dolar AS per ton," katanya.

(Baca juga : PT Pupuk Indonesia Berharap Harga Gas Industri Turun )

Karena itu, dari awal hingga Oktober 2017 pihaknya menunda ekspor. Penundaan ini berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan. Namun Ade enggan menyebutkan jumlah penurunan yang dialami perusahaannya. 

"Kami memilih fokus memenuhi stok kebutuhan dalam negeri. Karenanya meskipun tidak ekspor, kami tidak mengurangi jumlah produksi dan target 1 juta ton," ucapnya.

Melihat kondisi ini, Ade berharap pemerintah menurunkan bahan baku gas. Tujuannya untuk mengurangi biaya produksi pupuk urea.

"Jika bahan bakunya turun, kami yakin harga bisa kompetitif, termasuk jika urea China menyerbu Indonesia," ucapnya.

Menurutnya,  produksi dan ekspor besar-besaran urea China merupakan strategi dari negeri tersebut.  Ia memperkirakan, pada 2018 negara tersebut fokus pada pemenuhan pupuk dalam negeri. 

Apalagi berdasarkan perkembangan terakhir, harga pupuk di pasar internasional naik menjadi 300 dolar AS per ton dari sebelumnya sekitar 200 dolar AS per ton.

"Kita yakin kembali bisa melakukan ekspor dengan seizin pemerintah," ucapnya.

Stok Pupuk

Hingga pertengahan November 2017, stok pupuk urea bersubsidi di gudang lini III mencapai 6.711 ton atau 280 persen dari ketentuan dua minggu ke depan sebesar 2.400 ton atau setara dengan kebutuhan lebih dari dua minggu ke depan.

"Sementara ketersediaan stok NPK Phonska sebanyak 1.500 ton dan Petroganik sebanyak 222 ton," ucapnya.

(Baca juga : Terdakwa Pengoplos Pupuk Divonis Rendah, Tiga Hakim Diperiksa)

Sedangkan realisasi penyerapan pupuk urea bersubsidi di Karawang hingga pertengahan November 2017 mencapai 52.300, atau 96 persen dari ketentuan Dinas Pertanian sebesar 54.482 ton. 

Penyerapan NPK Phonska mencapai 23.000 ton atau 87 persen dari kebutuhan menurut pergub sebesar 26.000 ton. "Sementara penyerapan Petroganik mencapai 6.517 ton atau 92 persen dari kebutuhan menurut Dinas Pertanian sebesar 7.039 ton," tutupnya.

Kompas TV Dinas Kesehatan yang datang langsung menginspeksi ke sejumlah ruangan tempat pembuatan sari kelapa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com