Sebelum menutup sambutannya, Doni menyebutkan bahwa bahaya kerusakan ekosistem lebih dahsyat daripada terorisme.
"Karena korban yang ditimbulkan lebih besar, maka marilah kita jaga mata air agar kelak tak berurai air mata," kata Doni.
Di tempat yang sama, Aat Suratin, pegiat lingkungan dari Wanadri mengakui, selama ini sejumlah pihak sudah berupaya memperbaiki kondisi lingkungan. Namun upaya tersebut cenderung belum terkoordinasi dengan baik. Upaya dari berbagai pihak ini, menurut Aat, perlu diselaraskan agar hasilnya optimal.
"Pegiatnya banyak, tapi belum terkoordinasi. Jadi belum harmoni," katanya.
Aat menganalogikan bahwa penanganan persoalan lingkungan ini seperti orkestra. Perlu seorang dirigen atau pemimpin yang mampu mengolah potensi agar peran yang dijalankan bisa berjalan dengan baik dan energi yang dikeluarkan tak terbuang sia-sia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.