Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukarelawan di Solo untuk Gugah Kesadaran Tertib Berlalu Lintas

Kompas.com - 20/11/2017, 18:43 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Sugiharto (47), warga Gambirsari, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, ini sudah enam tahun memilih menjadi anggota Sukarela Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) untuk mengatur arus lalu lintas di Waringinrejo, Cemani, Kota Solo.

Bukan karena tidak ada pekerjaan, sebelumnya Sugiharto aktif sebagai guru pramuka di beberapa SD di kota kelahiran Presiden Jokowi itu. 

"Sebelum jadi Supeltas, saya aktif mengajar pramuka di SD 25, SD Tri Pusaka, SD Pondok Dua, dan SD Serengan Satu. Meski jadi Supeltas, saya masih aktif mengajar pramuka," ujar Sugiharto yang ditemui di Hotel Novotel Solo, Minggu (19/11/2017). 

Meski hanya empat jam turun di jalan, Sugiharto selalu mensyukuri pendapatannya. Dia pun bersyukur lantaran apa yang dilakukan bisa membantu banyak orang.

"Apalagi dalam ajaran Islam selalu mengajarkan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bisa bermanfaat bagi yang lainnya. Saya bersyukur bisa membantu dan menggugah orang sadar tertib berlalu lintas," kata dia. 

Dia mendapatkan ilmu mengatur arus lalu lintas dari mengajar pramuka. Pria berputra tiga ini juga mensyukuri hasil kerjanya sebagai guru pramuka dan Supeltas bisa menghidupi anak-anak dan istrinya. 

Tak hanya suka, bekerja sebagai Supeltas juga memiliki banyak duka. Acap kali saat bertugas di lapangan terjadi salah paham dengan pengguna jalan. 

Dia mencontohkan saat mengatur arus lalu lintas di jalan raya. Tak disangka, ada pengendara sepeda motor yang nyelonong, padahal dia sudah memberikan tanda untuk berhenti.

"Sepeda motor yang nyelonong itu helmnya terkena tangan saya. Pengemudinya kemudian turun dan marah-marah mengira saya memukul helmnya," kata Sugiharto. 

Namun, setelah dijelaskan, lanjut Sugiharto, pengemudi itu menyadari kesalahannya lalu meminta maaf. Hingga saat ini, pengemudi sepeda motor malah menjadi baik terhadap dirinya.

"Pas kalau lewat dia sering menyapa saya," ungkap Sugiharto.

Baca juga: Pak Ogah atau Supeltas Diajari Cara Tangani Kecelakaan

General Manager Hotel Novotel Solo dan Ibis Styles Solo, Budi Wahjono, memberikan kue ulang tahun kepada Sugiharto, sukarelawan pengatur lalu lintas yang dinilai sebagai pahlawan Kota Solo lantaran jasanya membantu mengatur kelancaran arus lalu lintas di Solo, Minggu (19/11/2017).KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi General Manager Hotel Novotel Solo dan Ibis Styles Solo, Budi Wahjono, memberikan kue ulang tahun kepada Sugiharto, sukarelawan pengatur lalu lintas yang dinilai sebagai pahlawan Kota Solo lantaran jasanya membantu mengatur kelancaran arus lalu lintas di Solo, Minggu (19/11/2017).

Dia pun merasa bangga lantaran jasanya, dia dan rekan-rekan dianggap sebagai pahlawan oleh manajemen dua hotel ternama di Kota Solo. Sugiharto bersama rekan-rekannya diundang manajemen Hotel Novotel dan Ibis Style lantaran jasa mereka yang sukarela membantu mengatur arus lalu lintas Kota Solo. 

"Tentu kami senang dan bangga karena ada warga yang menilai Supeltas sangat bermanfaat untuk masyarakat," ucap Sugiharto.

Dia mengharapkan para pengguna jalan makin tertib berlalu lintas agar tak menjadi korban kecelakaan. Pasalnya, dia sering menjumpai pengemudi sepeda motor nekat menerobos jalan meski sudah ada tanda larangan berbelok ke kanan. 

Dia menambahkan, saat ini ada 50 anggota Supeltas yang ikut mengatur arus lalu lintas di wilayah Kota Solo. Semuanya terorganisasi dengan baik. 

Sementara itu, General Manager Hotel Novotel Solo dan Ibis Styles Solo, Budi Wahjono, menyatakan mengundang dan memberi suvenir bagi Supeltas, petugas kebersihan, pekerja seni, anggota Linmas, dan polisi wanita sebagai wujud penghargaan atas jasa mereka. 

Budi menilai kelima profesi itu menjadi pahlawan bagi Kota Solo, mulai dari menjaga kamtibmas, mengatur arus lalu lintas, menjaga kebersihan, hingga pelestari budaya Indonesia.

"Tanpa keringat bapak dan ibu, Kota Solo tidak akan seperti ini," ujar Budi.

Kompas TV Jurnalis Kompas TV, Dyan Nugraha sempat belajar menjadi Supeltas. Bagaimana aksinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com