Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gatot: Negosiasi dengan KKB Berulang Kali Dilakukan, tapi Selalu Gagal

Kompas.com - 20/11/2017, 15:21 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com — Aparat TNI-Polri berhasil mengambil alih Desa Kimbely dan Banti yang sebelumnya dikuasai kelompok kriminal bersenjata di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat (17/11/2017).

Pengambilalihan dua desa dan pembebasan ratusan sandera dilakukan setelah aparat TNI dari gabungan Kopassus, Batalyon 751 Raider, dan Taipur Kostrad menggelar operasi senyap. Operasi senyap menghabiskan waktu kurang dari 2 jam. 

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan, sebelum misi pembebasan sandera dilakukan, aparat TNI-Polri dan sejumlah pihak berulang kali melakukan negosiasi dengan kelompok bersenjata.

“Kapolda mengadakan pendekatan yang luar biasa. Negosiasi pertama kali oleh polisi tidak mempan,” ujar Gatot seusai memberikan pemaparan kepada prajurit TNI di kompleks Rumah Dinas Pangdam Pattimura di kawasan Tapal Kuda Ambon, Senin (20/11/2017).

(Baca juga: Menteri Khofifah: Warga Korban Sandera KKB di Mimika Alami Trauma)

Selain polisi, sejumlah pihak, seperti tokoh agama, kepala suku, pemerintah, dan Komnas HAM, juga ikut melakukan negosiasi, tetapi tidak berhasil. 

“Panggil pendeta juga tidak mempan, pastor juga tidak mempan, kepala suku, pemerintah, sampai Komnas HAM, sudah berbagai macam cara dilakukan berulang kali juga tidak mempan,” ungkapnya.

Gatot menilai, masalah yang terjadi di wilayah Tembagapura itu sangatlah kompleks. Salah satunya karena wilayah itu merupakan areal tambang emas.

“Banyak sekali faktor, yang pertama itu, kan, tambang emas kemudian dengan adanya kepolisian dan TNI di sana, bisa juga terkait pilkada,” tutupnya. 

Kompas TV TNI menyerahkan status keamanan tiga desa yang sempat dikuasai kelompok kriminal bersenjata di Mimika kepada kepolisian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com