Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kesatria Putih, Mobil VW Beetle yang Menginspirasi Pengunjung JVWF 2017

Kompas.com - 19/11/2017, 17:15 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

Dia pun menceritakan bagaimana ayahnya, Djokosantoso Moeljono, bisa membeli mobil tersebut. Ayahnya harus mencicil sebanyak 60 kali untuk membeli mobil tersebut. Kala itu mobil VW Beetle tipe I seperti itu bernilai ratusan ribu rupiah untuk satu unitnya.

"Mobil ini dibeli dari almarhum pakde ayah saya, Soewahjo Darmosarkoro, selaku pemilik pertama. Jadi ayah saya itu tangan kedua. Mobil ini dikendarai dan digunakan keluarga sehari-hari ketika di Jember, Pekalongan, dan Jakarta. Baru 1982, mobil ini dipinjamkan ke keluarga yang tidak punya mobil," kata Yoyok.

Bagi dia, hal itu yang membuat mobil Kesatria Putih itu menjadi tak ternilai harganya. Selain mempersatukan keluarganya, banyak cerita yang bisa dikenang dari mobil tersebut.

"Seperti ketika perjalanan dari Pekalongan ke Jakarta, dulu kami selalu bawa makanan, bawa rantang lalu gelar tikar dan makan di tengah perjalanan. Dan, kami selalu bepergian satu keluarga utuh," ujar Yoyok.

Alasan itu pula yang membuat dia enggan menjual dan menelantarkan mobil tersebut. Sebagai anak tertua, dia memilih untuk merawat mobil itu dan berusaha mempertahankan orisinalitas mobil yang dibeli ayahnya pada 1974 itu.

"Setelah dipinjam saudara, mobil ini dikembalikan ke kami akhir 2015. Di rumah mobil ini tidak dipakai, kemudian ayah saya ingin mobil ini dijual, tapi saya menolaknya dan akhirnya sedikit demi sedikit merestorasinya," kata Yoyok.

Baca juga: Pemenang Lelang Mobil Sitaan KPK: VW Beetle Ini Jarang Ada di Pasaran

Awalnya dia tidak begitu suka dan tertarik dengan mobil klasik milik ayahnya tersebut. Demi mempertahankan kebanggaan keluarga, dia pun belajar dan bergabung dengan komunitas VW yang ada di Jakarta. Secara perlahan, dia pun merestorasi dan mengembalikan keaslian mobil itu.

"Sekitar 60 persen mobil ini masih terjaga keasliannya. Seperti blok mesin, velg, klakson, dan bemper. Kalau yang sudah tidak asli itu karena memang harus diganti dan diperbaiki. Untuk cat sendiri sudah tidak asli, cuma warnanya mendekati aslinya," tutur Yoyok.

Dia mengaku, untuk mengembalikan orisinalitas mobil putih miliknya itu gampang-gampang sulit. Kesulitannya, kata dia, suku cadang mobil itu tak diproduksi lagi. Namun, di balik langkanya suku cadang itu, dia selalu menemukan kemudahan untuk merestorasi mobilnya.

"Seperti saya cari filter karburator zaman aslinya, saya cari di Jakarta tidak ketemu, tapi di Jogja saya bisa ketemu. Yang penting Kamu lakukan dengan cinta, maka Beetle akan memberikan cintanya. Karena buat kami, mobil ini bukan hanya sekadar kendaraan," ujar Yoyok.

Dia pun berkomitmen akan terus menjaga dan merawat VW Beetle putih miliknya tersebut. Meski bukan sebagai pehobi atau kolektor, dia tak ingin mobilnya itu rusak atau hilang begitu saja.

"Jujur mobil ini tidak dipakai untuk sehari-hari atau setiap hari karena eman-eman. Ada bercak sedikit saja saya sudah panik. Saya selalu gelisah kalau ada apa-apa dengan mobil ini," kata Yoyok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com