JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan bahwa Islam terlalu mulia untuk ditarik menjadi simbol politik. "Apalagi dijadikan objek transaksi antar-kepentingan," tuturnya saat menjadi pemateri kuliah umum di Universitas Negeri Makassar (UMM) hari ini.
Lebih lanjut, Muhaimin yang karib dipanggil Cak Imin mengatakan dirinya lebih memilih menjadikan PKB seperti partai pada umumnya dibanding harus menjadi partai islam. "Saya tidak pernah mau PKB menjadi partai Islam," ujarnya sembari menambahkan bahwa PKB adalah partai umum yang perilakunya diupayakan Islami.
Muhaimin ingin agar Islam menjadi solusi, bukan jadi bagian dari masalah. "Jadi yang mempermudah, bukan yang mempersulit," ujar Muhaimin.
Kawal
Dalam kesempatan itu, Muhaimin juga sempat menyinggung masalah penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Ormas yang sempat menuai kontroversi. Perppu Ormas dianggap membatasi kebebasan aspirasi.
Untuk hal ini, Muhaimin manyampaikan bahwa negara memang harus tegas menghadapi paham-paham yang menggugat dasar negara dan kebhinekaan yang sudah menjadi prinsip bangsa selama berpuluh-puluh tahun.
Indonesia, kata Muhaimin merupakan negara yang plural. Potensi gesekannya selalu ada. Untuk itu dia meminta jangan ditambah lagi dengan upaya upaya terencana dari kelompok tertentu.
Kendati demikian, Muhaimin menilai ada sejumlah pasal yang harus diubah. Pasal-pasal tersebut dianggapnya berpotensi disalahgunakan untuk membungkam oposisi pemerintah.
"Saya berketetapan bahwa sejumlah pasal dalam Perppu ini harus wajib dirombak. Karena memang berpotensi disalahgunakan untuk membungkam oposisi. Itu jalan tengah yang kami usulkan kepada pemerintah. Dan pemerintah sudah setuju. Kita kawal prosesnya", ujar Muhaimin.
Perppu No.2 Tahun 2017 tentang Ormas akhirnya disahkan oleh DPR sebagai undang-undang melalui Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10/2017). Perppu ini dibuat setelah pemerintah mengumumkan upaya pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia yang dianggap anti-Pancasila.
Rektor UNM Prof Dr Husain Syam yang hadir menilai komitmen yang telah diucapkan Muhaimin membuktikan bahwa Cak Imin telah cukup mumpuni untuk menjadi pemimpin nasional. Bukan hanya sebagai Pangkima Santri, namun juga pemimpin bagi semua golongan. (KONTRIBUTOR JAKARTA/DAVID OLIVER PURBA)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.