Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

"Saya Ndak Nyangka Pak Ganjar Mau ke Gubuk Reyot Saya..."

Kompas.com - 16/11/2017, 19:20 WIB
Josephus Primus

Penulis

SEMARANG - Supardi (36) dan Sarinem (34), warga Desa Mbedek Kidul, Kelurahan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah tidak bisa berkata apa-apa saat rombongan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi rumah mereka, Kamis (16/11/2017). Bahkan, saat orang nomor satu di Jateng itu menyalami keduanya, mereka masih terlihat kaku dan salah tingkah.

Dengan kursi plastik pinjaman tetangga, Supardi mempersilakan Ganjar dan rombongannya untuk duduk. Tanpa meja dan tanpa suguhan apapun.

Ganjar mendatangi rumah Supardi dan Sarinem untuk memberikan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Alasannya, rumah yang ditempati Supardi dan keluarganya itu memang jauh dari kata layak.

Ambruk

Rumah Supardi berdiri di tengah kebun jagung. Rumah tersebut terbuat dari kayu tanpa sentuhan semen atau batu bata sedikit pun.
Kompas.com/Andi Kaprabowo Rumah Supardi berdiri di tengah kebun jagung. Rumah tersebut terbuat dari kayu tanpa sentuhan semen atau batu bata sedikit pun.

Rumah tradisional tersebut berdiri di tengah kebun jagung. Rumah tersebut terbuat dari kayu tanpa sentuhan semen atau batu bata sedikit pun.

Di dalam rumah yang masih beralaskan tanah itu, tidak ada perabotan mencolok, kecuali dua ranjang dan peralatan makan. Beberapa pilar kayu juga terlihat menyangga rumah yang tampak miring itu. Sepertinya, pilar kayu tersebut sengaja dipasang agar rumah Supardi tidak ambruk.

"Saya sehari-hari kerja buruh serabutan, panen tebu dengan bayaran Rp3 0.000 sehari," kata Supardi.

Lalu, uang sebanyak itu ia gunakan untuk menghidupi istri dan dua anaknya. Terkini, Sarinem, istrinya itu, selama dua tahun ini sakit-sakitan.

"Makanya uang habis untuk keperluan sehari-hari, tidak bisa mikir untuk memperbaiki rumah," imbuhnya.

Supardi mengaku sangat terharu sekaligus tidak menyangka seorang gubernur mau mendatangi rumahnya yang sangat sederhana itu. Ia mengaku sangat bersyukur karena Gubernur Ganjar Pranowo sangat perhatian kepada warganya.

"Apalagi saya diberi bantuan oleh Pak Gubernur untuk membangun rumah ini. Selain itu, saya juga diberi bantuan sembako. Alhamdulillah, kami sekeluarga sangat berterima kasih dan mendoakan semoga Pak Ganjar selalu sehat dan terus memberikan yang terbaik bagi daerah ini," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo memberikan bantuan dari program RTLH sebesar Rp 7,5 juta. Ia berpesan agar bantuan itu benar-benar digunakan untuk memperbaiki rumah Supardi.

"Semoga bantuan ini bermanfaat untuk memperbaiki rumah bapak. Saya titip pesan kepada pak Lurah, tolong dibantu, nanti warga diajak gotong royong untuk membangun rumah ini," kata Ganjar.

Pemprov Jateng, lanjut Ganjar saat ini memang tengah gencar bergotong royong mengentaskan kemiskinan. Antara lain melalui pembangunan RTLH. Tahun ini, Pemporv Jateng meningkatkan pembangungan RTLH hingga 550 persen.

Tahun 2017, Pemprov Jateng menganggarkan pembangunan 20.027 RTLH. Anggaran RTLH ini naik tajam dibanding sebelumnya. Yakni 2344 rumah pada tahun 2013, 3800 tahun 2014, 2680 tahun 2015, dan 3601 pada tahun 2016.

“RTLH di Jateng masih sangat banyak, dengan penanganan biasa tentu akan sulit. Makanya saya minta ada akselerasi, tahun ini 20.000 lebih kita bangun. Maka saya ajak ayo kita memerangi kemiskinan sekaligus aktifkan gotong royong warga untuk membantu tetangganya yang kesusahan," terangnya.

Gotong royong dalam membangun RTLH ungkap Ganjar sudah dilakukan di sejumlah daerah. Pembangunan RTLH itu bisa dilakukan melalui swadaya masyarakat sekitar atau bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. (KONTRIBUTOR JAWA TENGAH/ANDI KAPRABOWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com