BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi megakui elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat beberapa waktu ke belakang hingga saat ini terus merosot.
Dedi mengatakan, tren penurunan elektabilitas Partai berlambang pohon beringin itu terekam dalam beberapa hasil survei yang dicatat oleh Badan Pengendalian dan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Partai Golkar Jawa Barat.
"Bisa dilihat pada bulan kemarin itu posisi kita berada di angka 18 persen, sekarang di angka 12 persen. Artinya dalam waktu sebulan kita kehilangan 6 persen," kata Dedi di Bandung, Selasa (15/11/2017).
Ditanya faktor penyebab penurunan elektabilitas Golkar di Jabar, Dedi enggan berkomentar banyak. Dia mempersilakan publik menilainya.
"Cukup lah publik yang memahami apa sih yang jadi faktor penurunan itu, biarkan publik yang menilai," katanya.
Dedi berharap seluruh kader Partai Golkar di Jawa Barat tidak lagi terpecah belah dan bahu-membahu menaikkan kembali elektabilitas Partai Golkar agar bisa memenangkan kontestasi Pilkada Jawa Barat 2018 dan Pemilihan Legislatif 2019.
"Enggak boleh lagi kita terus diam dan kemudian terbawa pada arus dimana Golkar mengalami penurunan elektabilitas yang terus-menerus. Jangan sampai elektabilitas ini menerpa Partai Golkar Jawa Barat agar jatuhnya tidak terlalu jauh. Karena ini akan menimbulkan implikasi yang cukup besar bagi Partai Golkar secara nasional," imbuhnya.
Baca juga : Akbar Tanjung Khawatir Golkar Kiamat Gara-gara Novanto
Penyebab penurunan
Pengamat Politik dari Lingkar Madani, Ray Rangkuti mengatakan, saat ini elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat terus menurun.
Ray menyebutkan, ada beberapa faktor yang membuat elektabilitas Partai Golkar anjlok di Jawa Barat. Yang pertama adalah ditetapkannya Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.