Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fans Berat Joko Widodo, Hamawi Namai Warung Kopinya "Jokowi"

Kompas.com - 14/11/2017, 16:57 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ada yang menarik dari warung kopi yang ada di Jalan Imam Bonjol, Banyuwangi. Warung tersebut diberi nama Jokowi, singkatan dari nama Presiden Indonesia saat ini yaitu Joko widodo.

Selain menyediakan kopi, pemilik warung kopi ini juga menyediakan aneka macam gorengan yang diberi nama-nama unik seperti Hongkong Kemunafikan, Tahu Petis Anti Galau dan Roti Bohong.

Pemilik warung kopi sederhana tersebut adalah pasangan Pak Wi (60) dan Bu Is (57). Mereka berdua sengaja memberi nama Jokowi, karena keduanya pengagum Presiden Joko Widodo, bahkan sejak masih menjabat sebagai gubernur Jakarta.

"Saya ini fans beratnya Pak Jokowi. Kebetulan nama lengkap saya Hamawi dan sering dipanggil Wi. Pelanggan manggil Pak Wi Pak Wi dan sambil guyonan dipanggil Pak Jokowi. Ya sudah dikasih nama saja Warung Jokowi," kata Pak Wi sambil tersenyum kepada Kompas.com, Senin malam (13/11/2017).

Pak Wi sendiri sudah berjualan sejak tahun 1991 dan berpindah tiga kali karena tempat yang digunakan berjualan digusur.

Baca juga : Dua Kusir Kebanjiran Order gara-gara Kereta Kudanya Dipakai Jokowi

Sejak setahun terakhir dia memilih berjualan di depan halaman rumah kontrakannya yang berbatasan langsung dengan jalan raya.

"Sudah capek jualan digusur terus, padahal jualannya saya ini malam hari sampai dini hari jadi nggak ganggu jalan. Disuruh nggak boleh jualan ya sudah nggak jualan di sana padahal sekitarnya masih ada gerobak lain yang buka. Saya nggak mau melanggar aturan," cerita Pak Wi.

Sebelum di rumah, dia sempat berjualan di Pasar Induk Banyuwangi mulai jam 17.00 WIB sampai jam 03.00 WIB. Pembelinya adalah para pedagang dan juga pembeli di Pasar Induk Banyuwangi.

Sejak berjualan di depan rumah kontrakannya, penghasilan Pak Wi menurun drastis. Untuk gorengan, dia mendapatkan uang paling banyak Rp 300.000. Itu pun belum dipotong modal jualan.

Rata-rata pembeli gorengannya adalah langganan lama dari Pak Wi dan Bu Is yang kebetulan lewat.

"Sekarang kalau beli gorengan dibungkus dibawa pulang. Kalau dulu kan beli gorengan makan di tempat sambil nongkrong dan ngopi. Kalo di sini nggak ada tempatnya. Halamannya sempit," ceritanya.

Untuk nama-nama unik gorengannya, Bu Is punya cerita sendiri. Karena warung kopinya diberi nama warkop Jokowi, maka pelanggannya juga yang memberi nama gorengannya dengan nama Hongkong Kemunafikan, Tahu Petis Anti Galau dan Roti Bohong.

Hongkong sendiri adalah sejenis bakwan, terbuat dari tepung yang dicampur dengan sayuran kemudian digoreng berbentuk bulat pipih.

"Saat itu Pak Joko Widodo sudah jadi persiden. Kita berharap pemerintahannya bersih dan terhindar dari orang-orang munafik, orang-orang yang suka bohong dan kita rakyatnya nggak galau lagi. Kalau ada yang kayak gitu dimakan saja kayak gorengan," kata Bu Is sambil tertawa.

Baca juga : Jokowi Undang Pedagang Pasar dan PKL Hadiri Pernikahan Putrinya

Untuk gorengannya sendiri, Bu Is menjualnya seharga Rp 500 per biji untuk Hongkong Kemunafikan, Tahu Petis Anti Galau dan Roti Bohong, sedangkan onde-onde dan pisang goreng dijual Rp 1000 per biji.

"Murah saja jualnya. Kalau harganya dinaikkan kasihan langganan," ungkap nenek dua cucu tersebut.

Bu Is berharap, dia bisa mendapatkan modal agar punya tempat berjualan khusus sehingga tidak perlu berpindah-pindah lagi.

Selain itu, dia berharap seandainya Presiden Joko Widodo berkunjung ke Banyuwangi, bersedia mencicipi kopi dan gorengannya.

"Siapa tahu nanti Pak Presiden mau datang ke sini karena keluarga kami memang pengagum berat beliau. Semoga Pak Presiden dan keluarga sehat semua," ucap Bu Is.

Kompas TV Jika berkunjung Ke Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, tidak lengkap rasanya tanpa mecicipi Kopi Kok Tong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com