Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nenek Sebatang Kara Habiskan Hidup bersama 12 Kucingnya...

Kompas.com - 14/11/2017, 16:50 WIB
Junaedi

Penulis

MAMASA, KOMPAS.com - Seorang nenek berusia 70 tahun menghabiskan sisa hidupnya bersama 12 ekor kucing kesayangannya di sebuah gubuk reyot di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Nenek Ulung namanya. Meski kerap basah kuyup kehujanan tinggal di gubuk yang tiangnya telah condong dan dinding sudah melorot karena lapuk dimakan usia, nenek sebatang kara ini tak pernah mengeluh.

Rumah panggung peninggalan almarhum suaminya itu berukuran 4 meter x 6 meter dan nyaris ambruk. 

Hidup dari belas kasihan tetangga dan dermawan yang prihatin dengan kondisinya, tetapi nenek berusia 70 tahun ini tak pernah lupa berbagi rezeki pada 12 kucing kesayangan yang menemaninya setiap hari.

Warga Dusun Pucaddi, Kecamatan Luyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, ini kondisi hidupnya memprihatinkan lantaran tak memiliki sanak saudara. Dia memiliki satu orang anak, tetapi anaknya itu sudah lama berumah tangga dan kini menetap di wilayah Mamuju.

“Ini kucing seperti sedih kalau saya pergi. Saya sudah hidup di tempat ini tiga tahun lamanya seorang diri. Anak saya hanya satu orang, itu pun jauh, tempat tinggalnya di Mamuju," ujar Nenek Ulung.

Baca juga: Nenek Nur Tinggal Sendirian dan Mengaku Berusia 130 Tahun

Sementara itu, rumah yang ditinggalinya sudah condong dan dindingnya melorot di sana-sini karena lapuk dimakan usia sehingga sang nenek kerap basah kuyup saat hujan deras. 


Tak ada fasilitas dan perabotan mewah. Sejumlah panci, wajan, dan piring tua hanya dibiarkan berserakan di sekitar dapur kayu di lantai rumahnya. Tak ada penerangan listrik.

Pada malam hari, nenek ini hanya menggunakan pelita yang hanya dinyalakan seperlunya demi mengirit bahan bakar minyak tanah.

Menurut Nenek Ulung, sejak suaminya meninggal dunia, sudah hampir tiga tahun dia hidup sebatang kara di rumah tersebut. Untuk makan sehari-hari, nenek malang ini hanya mengandalkan pemberian bantuan beras atau makanan dari sanak tetangga atau para dermawan. 

Saat kehabisan beras dan tak ada lagi dermawan yang datang membawa beras, Nenek Ulung kerap hanya makan pisang rebus bersama kucingnya.

Dia beralasan kasihan dan takut kucingnya kelaparan lalu meninggalkan rumahnya. Bahkan setiap hari Nenek Ulung memasak makanan ala kadarnya hanya untuk dibagi bersama dengan belasan ekor kucing peliharaannya itu.

"Saya dibantu warga untuk makan sehari-hari, tidak ada bantuan dari pemerintah. Kalau tidak ada beras, saya kadang makan pisang saja,” tutur Nenek Ulung dalam bahasa daerah Mandar saat ditemui di rumahnya.

Ironisnya, meski hidup memprihatinkan, nenek malang ini jarang tersentuh bantuan sosial dari Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar. Rumahnya beberapa kali difoto petugas desa setempat, tetapi hingga kini tak kunjung direnovasi meski sudah terancam ambruk.

Padahal, setiap kali hujan, sang nenek kadang terbangun dan berpindah ke sisi rumahnya yang tidak kehujanan. Namun, Nenek Ulung mengaku bahagia dan tak kesepian lantaran belasan kucing yang lucu setiap saat menemani di gubuknya.

Kompas TV Eila Campbel merayakan ulang tahunnya yang ke - 94 dengan melakukan terjun payung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com