Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Arif, "B-Boy" Kaki Satu Hingga Jadi Pemilik Kedai Kopi

Kompas.com - 10/11/2017, 08:27 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Cacat fisik tidak berarti cacat segala-galanya. Masih ada harapan untuk menatap hari-hari ke depan. Begitulah komitmen yang tertanam dalam diri Arif Setyo Budi (30), seorang breakdance atau B-Boy dengan satu kaki.

Sore itu, Senin (6/11/2017), Arif, biasa ia disapa, sedang sibuk meracik kopi untuk pelanggannya di Kedai Gubug Kayu, Jalan Gresik 1E Kota Malang. Di tangan kanannya, terselip sebuah tongkat yang menggantikan fungsi kaki kanannya yang putus akibat kecelakaan kerja.

Ketika itu, tahun 2007, saat baru bekerja di bagian produksi salah satu pabrik plastik di Krian, Kabupaten Sidoarjo, Arif yang masih berusia 20 tahun mengalami kecelakaan kerja.

Paha bawahnya yang terselip pada salah satu mesin produksi putus dan harus diamputasi. Saat itu, ia menjalani operasi amputasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo, Surabaya.

"Waktu itu baru kerja. Dapat enam bulan kerja, lalu kecelakaan kerja," kenangnya di sela kesibukannya melayani pelanggannya.

(Baca juga : Cerita Wahab, Pria Tak Lulus SMP yang Menjadi Pemuda Inspirasi)

Arif Setyo Budi, B-Boy dengan kaki satu saat latihan breakdance di Lembah Dieng, Kota Malang pada tahun 2016.Dok Arif Setyo Budi Arif Setyo Budi, B-Boy dengan kaki satu saat latihan breakdance di Lembah Dieng, Kota Malang pada tahun 2016.
Setelah tidak memiliki kaki kanan, lulusan SMK Nasional Kota Malang itu harus mengakhiri pekerjaannya. Ia dikeluarkan dari perusahaan tempatnya bekerja dengan sejumlah pesangon.

Arif memaklumi situasi yang baru dialaminya. Cacat fisik yang baru dialaminya membuatnya tidak lagi berkualitas untuk dunia kerja. Hingga kemudian, pria kelahiran Malang, 15 Mei 1987 itu memilih untuk menjalani hari-harinya dengan membuka usaha.

Melalui uang pesangon yang didapat, ia lalu membuka Warung Internet atau Warnet di rumahnya yang ada di Ngaglik Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

"Dari awal kecelakaan itu memang saya sudah menyadari ini sudah jalan dari Allah. Itu yang pertama kali muncul dalam hati waktu kejadian," katanya.

"Ini yang membuat saya tidak sempat nge-down, nge-drop dan prustasi. Ya saya biasa saja. Saya langsung berpikir buat usaha. Lalu langsung buka warnet di rumah," imbuhnya.

 


Arif Setyo Budi, B-Boy dengan kaki satu saat latihan breakdance di Kota Batu pada tahun 2016.Dok Arif Setyo Budi Arif Setyo Budi, B-Boy dengan kaki satu saat latihan breakdance di Kota Batu pada tahun 2016.
B-Boy Kaki Satu

Memiliki usaha sendiri justru menjadi keuntungan tersendiri bagi Arif. Selain tidak bergantung pada orang lain, ia lebih memiliki banyak waktu luang.

Hal itu yang membuat pria jangkung itu menemukan kembali hobi lamanya sebagai seorang breakdance atau B-Boy.

Tidak seperti dulu saat ia masih memiliki kaki lengkap. Arif harus menjalani hobinya dengan sisa satu kaki yang dimilikinya.

"Tahun 2008, awalnya ada salah satu teman ngajak ke tempat latihan (breakdance) di Matos (Mall Malang Town Square), dari situ muncul rasa ingin coba lagi," katanya.

(Baca juga : Inspiratif! Pedersen Menjelajah 122 Negara Tanpa Menggunakan Pesawat )

Arif mengaku mulai menekuni dunia breakdance sejak duduk di kelas XI SMK Nasional Kota Malang. Melalui teknik yang ia sudah pelajari, Arif mengaku tidak kesulitan breakdance dengan satu kaki.

"Sempat kesulitan karena awalnya dua kaki. Harus menyesuaikan dengan satu kaki. Cuma karena sebelumnya sudah punya dasar-dasarnya, sudah paham basic-nya tinggal menyesuaikan saja dengan satu kaki," ungkapnya.

Arif Setyo Budi, B-Boy dengan kaki satu saat tampil di Last Minute Street Crew Recital di Surabaya tahun 2012.Dok Arif Setyo Budi Arif Setyo Budi, B-Boy dengan kaki satu saat tampil di Last Minute Street Crew Recital di Surabaya tahun 2012.
Dikatakannya, ada gerakan breakdance yang tanpa memakai tongkat. Namun ada pula gerakan yang harus memakai tongkat. Gerakan-gerakan itu sebagai variasi dari dirinya yang breakdance dengan satu kaki.

"Saat B-Boy kadang pakai tongkat kadang tidak. Ada gerakan yang pakai, ada yang tidak," ungkapnya.

Sejak saat itu, Arif mulai rajin latihan breakdance dengan satu kaki. Lalu pada tahun 2009, ia bersama teman-temannya membuat komunitas B-Boy yang diberi nama Malang Breakin.

Ia juga membuat tim untuk mendampinginya saat perform dalam sebuah event. Tim itu diberi nama Piramid Soulz.

Melalui komunitas dan timnya itu, pria yang masih berstatus lajang ini sudah tampil di sejumlah event lokal maupun nasional. Seperti event di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, dan sejumlah tempat lainnya.

Tak jarang, Arif menjadi juara dalam event-event yang dilombakan. Di antaranya ia meraih juara 2 berturut-turut dalam kompetisi LA Street Ball B-Boy Bettle tingkat Jawa Timur di Malang tahun 2010 dan 2011.

Ia juga mendapat penghargaan sebagai orang inspiratif dari salah satu radio yang ada di Malang pada tahun 2013.

 

Arif Setyo Budi (30), B-Boy kaki satu saat ditemui di Kedai Gubug Kayu, sebuah kedai kopi miliknya di Jalan Gresik 1E Kota Malang, Senin (6/11/2017).KOMPAS.com/Andi Hartik Arif Setyo Budi (30), B-Boy kaki satu saat ditemui di Kedai Gubug Kayu, sebuah kedai kopi miliknya di Jalan Gresik 1E Kota Malang, Senin (6/11/2017).
Kedai Kopi

Kini, di tengah kesibukannya menjalankan hobinya sebagai seorang B-Boy, Arif sudah bisa mengembangkan usahanya.

Selain warnet di rumahnya, ia juga membuka usaha kedai kopi yang diberi nama Gubug Kayu di Jalan Gresik 1E Kota Malang. Sebuah usaha yang dicita-citakannya.

Kedai kopi itu didirikan pada tahun lalu dengan menyewa halaman rumah warga. Selain menjadi tempat nongkrong sambil menikmati aroma kopi, kedai itu juga menjadi tempat kumpul sejumlah komunitas. Terutama komunitas breakdance yang biasa latihan di kedai itu.

Arif sendiri sengaja menyisakan ruang untuk tempat latihan breakdance. Sebab, meski sudah menekuni dunia usaha, ia juga masih sering latihan dan tampil dalam sejumlah event lokal maupun nasional.

"Sudah tidak bisa hilang (hobi breakdance). Walaupun dengan satu kaki tetap menekuni breakdance. Walaupun dengan satu kaki tetap tidak bisa hilang," kata Owner Gubug Kayu itu.

Kompas TV dr. Gamal Albinsaid menjadi 1 dari 50 inovator sosial paling berpengaruh di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com