Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2017, 21:14 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com — Kantor Imigrasi Kelas III Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengamankan 19 warga negara asing asal Sri Lanka yang tinggal di rumah penduduk di Kelurahan Lipu, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau.

Kantor Imigrasi mencurigai, para WNA asal Sri Lanka ini datang dengan menggunakan visa wisatawan, tetapi tinggal di rumah penduduk yang lokasinya sepi dan jauh dari keramaian.

“Sebenarnya pelanggarannya belum ada. Cuma dengan menggunakan visa kunjungan wisata, kan seharusnya tidak boleh bermukim di rumah penduduk, tapi di salah satu hotel. Makanya di situlah kecurigaan kita,” kata Kepala Kantor Imigrasi Kota Baubau, Edisong, Kamis (9/11/2017).

Ia menjelaskan, sejak malam hari petugas imigrasi telah mengamati 19 WNA asal Sri Lanka yang sudah tiga hari menginap di rumah penduduk.

(Baca juga: Kisah Imigran Afganistan Cari Suaka, Ditolak Imigrasi hingga Tidur di Tenda Mi Ayam )

Setelah dilakukan pemeriksaan, para WNA mempunyai paspor dan izin kunjungan tinggal di Indonesia. Namun, Kantor Imigrasi Baubau tidak langsung memercayainya.

“Karena, di sini, 2013, ini jalur pengungsian. Makanya, kami dari pihak imigrasi melihat WNA Sri Lanka yang mempunyai izin kunjungan tetap kami waspadai,” ujarnya.

Warga negara Sri Lanka ini sudah tiga hari berada di salah satu rumah penduduk yang kosong. Mereka diduga diajak salah satu warga Kabupaten Wakatobi yang saat ini dalam penyelidikan kepolisian.

Petugas imigrasi datang dengan membawa beberapa orang asal Sri Lanka tersebut ke kantor Imigrasi Kota Baubau. Sebanyak 19 paspor milik warga negara Sri Lanka tersebut kemudian ditahan untuk diselidiki lebih lanjut.

“Kami akan melihat, kalau orang asing tersebut sanggup untuk pulang dengan biaya sendiri, kami langsung berangkatkan ke negaranya,” ucap Edisong. 

Kompas TV Kobaran api di kamp migran Grande-Synthe belum juga bisa dipadamkan hingga Selasa dini hari waktu perancis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com