Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Sungai Tercemar Limbah, Warga Demo Pabrik Bulu Mata di Purbalingga

Kompas.com - 06/11/2017, 20:57 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Puluhan warga Desa Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah, menggeruduk pabrik PT Sung Chang Indonesia, Senin (6/11/2017).

Mereka memprotes pabrik bulu mata palsu tersebut karena diduga telah membuang limbah cair hingga mencemari Sungai Pagedangan, Sabtu (4/11/2017).

Pembuangan limbah cair itu pertama diketahui oleh Dona De Fretes, warga Kampung Baru, Bobotsari, yang secara tidak sengaja melihat air sungai di lingkungannya berubah warna menjadi keputih-putihan. Untuk memperkuat bukti, Dona langsung merekam kejadian itu dan mengunggahnya ke media sosial.

Unggahan tersebut lantas menuai respons dari masyarakat luas hingga berujung pada aksi protes yang diikuti oleh lebih dari 50 orang tersebut.

“Warga menuntut tidak ada lagi pembuangam limbah cair ke aliran sungai ataupun selokan, karena warga sudah berulang kali dibohongi oleh pihak perusahaan,” kata Dona.

Dia juga mengancam, jika dalam jangka waktu dekat tidak ada pembenahan dari pihak perusahaan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purbalingga, maka warga akan melakukan aksi lanjutan.

Sementara itu, Kepolisian Sektor Bobotsari langsung bertindak dengan menggelar penyelidikan dan pengecekan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di pabrik tersebut. Pengecekan dilakukan bersama perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), staf Lingkungan Hidup PT Sung Chang, dan tokoh masyarakat setempat.

Baca juga : Temuan Limbah Medis, Pantai di Balikpapan Diminta Ditutup Sementara

Kepala Kepolisian S Bobotsari, Ajun Komisaris Polisi Ridju Isdianto mengatakan, pihak perwakilan pusat PT Sun Chang Purbalingga telah mengakui adanya aktivitas pembuangan limbah cair berupa sampo ke aliran Sungai Pagedangan.

Kasi Analis Kajian Lingkungan Hidup Strategias Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, Agus Supriyanto mengatakan, dari 29 parameter Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) pabrik PT Sung Chang, satu di antaranya masih belum memenuhi syarat.

“Di sini limbah untuk sampo. Mereka sudah bikin pengelolaan limbah di belakang. Selama ini track laporan IPAL-nya sudah, tinggal satu parameter yang belum memenuhi.

Untuk kasus pembuangan limbah ini, DLH siap untuk mendatangkan tim laboratorium dari Semarang untuk mengujinya. Namun untuk saat ini, upaya pengecekan data dan perizinan perusahaan yang berdiri sejak delapan tahun lalu itu masih menjadi fokus utama.

Baca juga : Lampu Berbahan Limbah dari Yogyakarta Ini Tembus Pasar Asia dan Eropa

Ketika dikonfirmasi terpisah, General Manager PT Sun Chang, Inkimo mengatakan, pihaknya sudah mengantongi izin dari DLH Purbalingga, hanya satu parameter yang hingga saat ini masih dalam proses.

“Pada prinsipnya kami ingin bekerja sama dengan masyarakat di sekitar perusahaan. Kami terus melakukan pembenahan. Tidak masalah biaya berapa pun untuk pembuatan dokumen lingkungan dan yang lain,” katanya.

Kompas TV Pencemaran limbah diduga terjadi di Kali Sapak atau Kali Busa di Kabupaten Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com