Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemahalan, Anggota Dewan Ini Minta Tarif Tol Bawen-Salatiga Diturunkan

Kompas.com - 06/11/2017, 16:59 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kabupaten Semarang, Said Riswanto meminta PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai pemegang konsesi jalan tol Semarang-Solo menurunkan tarif ruas Bawen-Salatiga.

Ia mengaku mendapat keluhan dari masyarakat. Mereka menilai tarif tol terindah di Indonesia ini mahal sehingga masyarakat enggan memanfaatkan jalan bebas hambatan tersebut Kecuali dalam kondisi mendesak.

"Banyak masukan dari masyarakat, tarifnya terlalu mahal. Sehingga kebanyakan masyarakat hanya menggunakan jika mendesak atau terpaksa. Kalau tidak mendesak, mereka tidak mau memanfaatkan jalan tol," kata Said, Senin (6/11/2017).

Menurut Said, jika dihitung dari gerbang tol Ungaran hingga Salatiga maka pengguna jalan tol harus merogoh kocek Rp 24.500. Apabila dua kali memanfaatkan jalan tersebut untuk pulang pergi maka biaya yang dikeluarkan hampir Rp 50.000.

(Baca juga : Tarif Tol Bawen-Salatiga Dinilai Mahal, Ini Penjelasan BPJT)

Akibatnya, masyarakat terutama warga di wilayah selatan Kabupaten Semarang dan Salatiga yang beraktivitas di Semarang kembali menggunakan jalan reguler.

"Uang Rp 50.000 bisa untuk beli bensin, belum lagi kalau tujuannya ke Kota Semarang pengeluaran untuk bayar tol bertambah," jelasya.

Dari pengamatan Said, tol Bawen-Salatiga hanya ramai saat awal-awal setelah diresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo.

Suasana Gerbang Tol (GT) Salatiga Ruas Tol Bawen-Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (17/6/2017). Ruas tol ini akan dibuka secara fungsional pada H-7 hingga H+7 Lebaran.KOMPAS.com/ RODERICK ADRIAN MOZES Suasana Gerbang Tol (GT) Salatiga Ruas Tol Bawen-Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (17/6/2017). Ruas tol ini akan dibuka secara fungsional pada H-7 hingga H+7 Lebaran.
Hal itu didorong oleh rasa penasaran masyarakat, apalagi viral di media sosial bahwa jalan tol ini diklaim sebagai jalan tol paling indah di Indonesia, bahkan di dunia.

"Sekarang saya lihat sepi, pemanfaatannya belum optimal akibat tarifnya mahal," tandasnya.

Akibat tarif yang mahal itu berdampak pada besarnya pengeluaran masyarakat, sehingga mendorong inflasi.

(Baca juga : Tarif Mahal, Antusiasme Pengguna Tol Bawen-Salatiga Tetap Tinggi)

Melihat kenyataan itu, Said meminta tarif tol Bawen-Salatiga diturunkan. Supaya tujuan pembangunan jalan tol untuk memecah kepadatan lalu lintas di jalan utama Semarang-Solo bisa optimal.

Akibat mahalnya tarif tol ini pula, arus lalu lintas di jalan utama Semarang-Solo masih sangat padat kendaraan. "Kami minta tarif tol Bawen-Salatiga diturunkan, misalnya jadi Rp 7.500 atau Rp 10.000," tandasnya.

Said mengaku, tidak tahu berapa nilai investasi pembangunan tol Bawen-Salatiga yang dijadikan dasar maupun alasan pengenaan tarif tersebut. Namun menurutnya, tarif tol sepanjang 17,6 kilometer ini untuk ukuran masyarakat Jawa Tengah masih terlalu mahal.

"Kita minta tarifnya wajar, misalnya memperpanjang waktu BEP, supaya masyarakat berminat menggunakan jalan tol," ungkapnya.

Untuk diketahui, PT Trans Marga Jateng (TMJ) sebagai pemegang konsensi jalan menerapkan tarif jalan sepanjang 17,6 kilometer itu. Untuk golongan I dibebankan   Rp 17.500, golongan II Rp 26.500, golongan III Rp 35.000, golongan IV Rp 44.000 dan kendaraan golongan V Rp 53.000.

(Baca juga : Ini Daftar Tarif Tol Bawen-Salatiga)

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com