Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Purbalingga, Sejumlah Mahasiswa Asing Ingin Belajar soal Ini...

Kompas.com - 03/11/2017, 19:20 WIB
Iqbal Fahmi

Penulis

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Sebanyak 13 mahasiswa asing dari tujuh negara, yaitu Malaysia, Vietnam, Kamboja, Korea, Turki, Ceko, dan Bulgaria, belajar meracik jamu tradisional di kelompok perajin jamu Sehat Segar di RT 18 RW 8 Desa Beji, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (3/11/2017).

Mahasiswa asing dari berbagai latar belakang pendidikan ini berkunjung sekaligus belajar tentang obat dan kosmetik herbal tradisional dalam program International Summer Course yang digelar oleh Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mulai 30 Oktober hingga 12 November 2017.

Staf Kantor Urusan Internasional (KUI) UMP, Novi Haryanti, mengatakan, di Desa Beji, para mahasiswa asing ini belajar jenis-jenis jamu tradisional, bahan-bahan yang digunakan, khasiat, dan cara mengolah dari bahan mentah.

“Mereka sangat antusias saat belajar membuat jamu karena mereka tahu ada banyak sekali tumbuhan herbal yang ada di Indonesia. Ramuan herbal masih banyak dimanfaatkan sebagai obat bahkan kosmetik dari zaman nenek moyang hingga sekarang,” kata Novi.

(Baca juga : Desi, Generasi Keempat Industri Jamu)

Selain belajar soal jamu tradisional Purbalingga, lanjut Novi, belasan mahasiswa asing ini juga akan digiring untuk melihat kebun herbal di Jatilawang hingga mengenal pabrik pengolahan ekstrak herbal di Yogyakarta.

“Program ini merupakan kombinasi antara belajar budaya, bahasa, dan pengolahan herbal tradisional. Kombinasi unik ini menjadi satu kesempatan khusus untuk menggali warisan pengetahuan herbal yang tidak hanya berharga bagi Indonesia, tetapi juga dunia,” ujar dia.

Salah satu peserta International Summer Course, Lenka Rejzkova, mengatakan sangat antusias dengan herbal Indonesia. Menurut mahasiswi Ceko dari Charles University of Prague ini, di negaranya tidak banyak herbal yang dapat dijumpai seperti di Indonesia.

Mahasiswa lainnya, Said Arslan dari Turki, tampak senang melihat proses pembuatan jamu yang masih sangat tradisional. Said yang mencoba langsung meminum jamu beras kencur itu merasakan bahwa jamu sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

“Prosesnya mudah, tidak terlalu sulit. Di Turki tidak ada jamu, tapi ada produk yang sejenis itu,” kata Said.

Sementara itu, Vo Tran Ngoc Khanh dari Vietnam berencana untuk membawa sejumlah sampel rempah-rempah yang tidak ada di negaranya untuk diteliti. Mahasiswi dari Vietnam ini sangat tertarik dengan herbal sebagai alternatif ramuan kecantikan karena dia memiliki klinik kecantikan di tempat tinggalnya.

Kompas TV Sekolah Beri Pengetahuan Soal Rempah dan Jamu Tradisional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com