GORONTALO, KOMPAS.com – Indonesia berkomitmen menurunkan gas rumah kaca dari 26 persen pada tahun 2020 hingga 29 persen di 2030.
Pengurangan dilakukan sebagai bagian dari strategi pengurangan risiko bencana dalam menghadapi perubahan iklim. Kebijakan ini ditegaskan dalam Nationally Determined Contribution (NDC).
Target penurunan emisi terbesar dibebankan pada sektor kehutanan, termasuk hutan mangrove.
“Ekosistem pesisir, termasuk mangrove, rawa, dan padang lamun dikenali sebagai penyerap dan penyimpan karbon alami dalam jumlah besar dan dalam waktu yang lama,” kata Yus Rusila Noor, Head of Programme Wetlands International Indonesia, Jumat (3/11/2017).
(Baca juga : Susi Pudjiastuti: Perusak Hutan Mangrove Bisa Didenda Rp 1,5 Miliar)
Yus Rusila Noor menjelaskan, karbon yang tersimpan di ekosistem tersebut sering disebut sebagai Blue Carbon (karbon biru).
Indonesia Blue Carbon Strategy Framework (IBCSF) mencatat, luas areal mangrove di Indonesia mencapai 3,2 juta hektar atau terluas di dunia. Dengan angka tersebut, mangrove Indonesia berpotensi menyimpan karbon sebesar 950 MgC ha-1.
“Padang lamun memiliki potensi penyimpanan sebesar 119,5 MgC ha-1. Data yang sama menunjukkan bahwa potensi total penyimpanan karbon biru di Indonesia sebesar 3,4 gigaton atau setara dengan 17 persen simpanan karbon biru secara global,” ungkap Yus Rusila Noor.
Dari hitungan tersebut, kegiatan penghentian laju kerusakan mangrove di Indonesia dapat menyumbang 25 persen dari target NDC Indonesia di tahun 2020.
(Baca juga : Anto Si Pejuang Sunyi, Memungut Biji Bakau untuk Hijaukan Mangrove)
Selain penyerap karbon, mangrove juga berfungsi sebagai pelindung pesisir. Habitat keanekaragaman hayati bernilai komersial serta penunjang mata pencaharian masyarakat pesisir.
Fakta lain yang diungkap Yus Rusila Noor adalah kerusakan ekosistem pesisir cenderung sangat tinggi, hingga mencapai 4 kali lipat dari kerusakan yang terjadi di hutan hujan tropis.
Laju kerusakan ini menyumbang 42 persen dari emisi karbon biru secara global atau setara dengan emisi dari 11 juta kendaraan per tahun.