Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Madu Hutan di Kapuas Hulu, Syair Dilantunkan untuk Usir Lebah

Kompas.com - 03/11/2017, 10:37 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

KAPUAS HULU, KOMPAS.com - Mulut Muhammad Wasir (65) terlihat berkomat-kamit. Perlahan, dari mulutnya kemudian terdengar suara lantunan syair yang disenandungkan. Alunan syair itu kemudian disahut oleh beberapa orang lainnya yang saat itu berada di atas perahu bermesin.

Tangan kanan Wasir terlihat memegang seikat akar kayu Menyadin (bahasa lokal) yang ujungnya sudah dibakar. Sedangkan dua rekan Wasir lainnya, Lasandi dan Suryadi terlihat membuat bara api di sebuah bekas wadah panci yang terbuat dari aluminium.

Matahari semakin terik. Waktu saat itu, Jumat (27/10/2017) sudah menunjukkan pukul 12.45 WIB siang.

Wasir kemudian memakai topi yang dimodifikasi dengan jaring kecil, sekilas wajahnya tak terlihat. Tak lupa, ia mengenakan jaket dan pelampung badan sebagai pelindung.

Ketika asap mulai mengepul, Wasir kemudian mengarahkan kedua rekannya untuk menuju ke salah satu pohon jenis Putat yang terdapat sarang lebah. Ya, di pohon itu, terdapat sarang lebah madu hutan (Apis Dorsata) yang menempel di dahan buatan.

Dahan buatan itu disebut Tikung, terbuat dari batang kayu yang dibelah berukuran lebar 20-30 centimeter dengan panjang 1,5-2 meter. Tikung tersebut sengaja ditaruh di pepohonan, yang ditujukan untuk lebah Apis Dorsata membuat sarang.

Perlahan, dari atas perahu Wasir kemudian mulai memanjat pohon berdahan kecil itu. Seorang rekannya turut menemani Wasir naik ke atas dengan membawa sebuah wadah penampung madu.

Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Proses panen madu hutan di Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu (27/10/2017)

Sambil memanjat pohon, Wasir terus melantunkan syair demi syair senandung tadi. Perlahan, lebah-lebah yang mengerumuni sarang mulai pergi, menjauh dari asap.

Ketika tiba di atas pohon, Wasir kemudian mengiris sarang lebah yang sudah terisi madu, lalu memindahkan potongan irisan tersebut ke dalam wadah.

Begitulah sekilas gambaran proses awal kearifan lokal masyarakat Dusun Batu Rawan, Desa Semangit, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, saat akan memulai panen madu hutan.

Baca juga : Dari Berjualan Madu Hutan, Samsini Mampu Biayai Anak Kuliah hingga Lulus

Kompas.com bersama sejumlah jurnalis dari beberapa media berkesempatan menyaksikan dan mengikuti proses panen madu hutan secara langsung di desa yang masuk kawasan Taman Nasional Danau Sentarum ini.

Proses panen madu hutan yang dilakukan oleh masyarakat yang tergabung dalam Asosiasi Periau Danau Sentarum ini dilakukan pada siang hari. Periau adalah kelompok petani madu yang jumlah anggotanya berkisar 5 sampai 7 orang dalam satu kelompok.

Di kawasan Danau Sentarum, lebah Apis Dorsata bersarang pada tikung di pohon-pohon kecil yang selalu tergenang air jika musim penghujan, salah satunya jenis pohon Putat. Sehingga, untuk menuju ke sarang harus menggunakan perahu.

Pengolahan pasca-panen

Presiden APDS, Basriwadi atau yang disapa Uge menjelaskan, setelah dipanen sarang lebah yang berisi madu tersebut kemudian dipisahkan dari lebah yang turut

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com