Upayanya mewujudkan Sondakan sebagai kampung wisatanya sejatinya sudah membuahkan hasil. Empat tahun lalu, Kampung Sondakan masuk sepuluh besar lomba desa/kelurahan tingkat nasional.
Untuk mempercantik kampung dan membuat penanda hingga sejarahnya, napak budaya tahun ini melombakan pembuatan taman. Taman itu akan dijadikan sebagai penanda dan bisa bertutur sejarah masing-masing kampung.
Albi memiliki harapan kampung wisata di Sondakan bisa berdampak luas. Selain pendapatan warga yang terus meningkat, dapat mengangkat nama Kota Solo ditingkat nasional dan internasional.
Baca juga: Buka Jogja International Batik Biennale, Mufidah Kalla Membatik
Bagi wisatawan yang berminat belajar membatik hingga membuat wayang, timnya siap mengantar wisatawan ke masing-masing UKM. Tak hanya itu, wisatawan juga dapat mengunjungi museum Samanhoedi yang didalamnya terdapat peninggalan dokumen milik pejuang pra kemerdekaan RI itu. "Para wisatawan juga bisa belajar bagaimana mereka memproduksi kerajinan itu," jelas Albi.
Dari 35 UKM yang terdaftar, Albi menyatakan terdapat sepuluh UKM unggulan. Sepuluh itu terdiri wayang, lukis batik kaos, pengrajin bambu, lukis batik abstrak hingga kuliner.
Puncak Napak Budaya Samanhoedi, demikian Albi, digelar kirab yang diikuti 500 peserta, Minggu (5/11/2017). Para peserta akan mementaskan secara live berbagai pagelaran budaya.
Ke depannya, Albi berharap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa membantu percepatan pembuatan Kampung Wisata di Sondakan.
Sugiarto, salah seorang warga yang mengikuti acara mbatik bareng menyambut senang bila kampung wisata di Sondakan terus maju. Kondisi itu akan berdampak menambah pendapatan warga. "Kalau ada kampung wisata maka otomatis akan berdampak bertambahnya pendapatan warga," kata Sugiarto.