SOLO, KOMPAS.com - Tak ada kata terlambat untuk belajar. Begitu pula bagi kita yang ingin belajar hingga mendalami batik klasik dan wayang kulit.
Salah satu tempat untuk belajar membatik dan membuat wayang kulit dapat Anda coba di Kampung Wisata di Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Jawa Tengah.
Tujuh tahun terakhir, di kampung kelahiran KH Samanhudi, saudagar batik dan pejuang kemerdekaan itu, sekelompok warga terus berjuang mewujudkan kampung wisata. Bukan hanya sekedar tempat berwisata, kampung dibentuk dapat menginspirasi wisatawan belajar membatik, memasak kuliner hingga membuat wayang.
Tak hanya itu. Wisatawan dapat bertukar ide dan pengalaman hingga join bisnis dengan pemilik UKM. Hebat bukan.
Baca juga: Siswa SMA Membatik Massal di Atas Kain Ratusan Meter
"Kampung wisata ini sudah kami rintis sejak tahun 2011. Jumlah UKM yang aktif sekitar 35. Mereka menggeluti kerajinan wayang kulit, batik, craft dan kuliner," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Kelurahan Sondakan-Solo, Albicia Hamzah disela-sela acara Napak Budaya Samanhoedi di Kantor Lurah Sondakan, Kamis (2/11/2017)
Sayangnya, meski sudah dikenal banyak orang, pemilik UKM kerajinan wayang kulit jarang memperhatikan kebersihan dan tata tempat produksi. Tempat produksi terkesan apa adanya.
Lain halnya bila tata tempat produksi menarik dan bersih, kata Albi, tentu akan mendatangkan banyak wisatawan.
Untuk menggugah semangat warga berkarya, Pokdarwis Sondakan menggelar Napak Budaya Samanhoedi. Napak budaya itu dimulai dengan acara mBatik Bareng dengan tema Indonesia, Samanhoedi dan Batik.
Nampak puluhan warga dari berbagai latar pekerjaan turut bersama membatik bersama di sepanjang jalan Samanhoedi Solo. Panitia bersiapkan kain sepanjang dua meter plus canting dan cairan untuk membatik.
Usai membatik, panitia menurunkan tim yang memiliki keahilan bidang membatik guna menyempurnakan karya warga. Selanjutnya, batik diwarnai hingga menghasilkan kain batik.
Nama Samanhoedi dipilih karena pria menjadi salah satu legenda pembatik Solo di era perjuangan kemerdekaan. Kala itu, Samanhudi menjadi salah satu saudagar batik terkenal asal Solo. Tak hanya aktif berbisnis, Samanhoedi juga aktif membantu pejuang merebut kemerdekaan RI. Dari usahanya itu, presiden pertama RI, Soekarno memberikan sebuah rumah di Sondakan.
"Napak Budaya Samanhoedi sudah menjadi acara tahunan. Setiap tahun, temanya selalu berbeda. Tahun ini temanya penguatan identitas dan sejarah kampung sebagai etalase kebudayaan dan pariwisata," kata Albi.
Ragam kegiatan napak budaya Samanhoedi mulai dari lomba pembuatan prototyepe logo Sondakan dan sejarah kampung, ziarah makam KH Samanhoedi, Focus Group Discussion dan Kirab Samanhoedi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.