Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budayakan Literasi, Sekolah Ini Rutin Terbitkan Buku Karya Siswanya

Kompas.com - 02/11/2017, 06:42 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ada hal menarik yang dilakukan SMAN 1 Banyuwangi untuk meningkatkan budaya literasi di kalangan siswanya. Sejak tahun 2015, sekolah yang berada di Jalan Ikan Tongkol Kertosari Banyuwangi menerbitkan buku yang berisi karya siswa.

Sampai saat ini sudah ada lima judul buku yang sudah diterbitkan, yaitu kumpulan puisi tentang Banyuwangi: Cangkir Kopi Olehsari, kumpulan puisi Putih Abu Abu, Asal usul Kebalenan dan cerita rakyat lainnya.

Lalu sekumpulan Dongeng Binatang: Kumbang Koksi dan Daun Kelor serta Analogi Puisi: Kembang Adiwiyata. Buku yang keenam masih dalam proses edit dan akan dirilis pada Desember 2017.

Muttafaqur Rohmah, guru bahasa Indonesia SMAN 1 Banyuwangi kepada Kompas.com Rabu (11/11/2017) mengatakan, buku tersebut adalah kumpulan dari tugas para siswa. Agar terus bisa dibaca, ada inisiatif dari siswa untuk membukukan tugas kelasnya hingga menjadi buku.

"Buku yang pertama adalah yang berjudul Kembang Adiwiyata yang berisi kumpulan puisi yang ditulis siswa. Tapi hanya satu kelas jadi buku pertama memang lebih tipis dibanding keempat buku lainnya," jelas perempuan yang akrab dipanggil Bu Uut tersebut.

(Baca juga : Lawan Hoaks dengan Literasi Digital)

Sementara buku berjudul Asal Usul Kebalenan dan cerita rakyat lainnya, berisi tentang kumpulan cerita rakyat yang mengisahkan asal-usul tempat yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Ada hampir seratus cerita rakyat dikumpulkan di buku setebal 627 halaman tersebut.

"Dari kesepakatan awal dengan para siswa, mereka bertanya tentang cerita tutur kepada orang-orang tua di sekitarnya. Namun ternyata banyak yang bertanya kepada mbak google. Tapi setidaknya mereka sudah belajar menuliskan kembali cerita klasik dalam bahasa yang asyik. Membudayakan literasi di kalangan siswa," jelas Bu Uut.

Menjadi editor dari buku-buku yang ditulis oleh para siswa SMA, diakui Bu Uut, tidaklah mudah. Sebab bukan hanya membetulkan ejaan tapi ada beberapa naskah yang harus diubah sedikit ceritanya terutama di buku sekumpulan Dongeng Binatang: Kumbang Koksi dan Daun Kelor.

Menurutnya, walau berisi dongeng binatang, alur cerita yang disajikan harus masuk akal.

"Jadi memang ada beberapa naskah yang harus saya sulam lagi agar menjadi sebuah cerita yang utuh," jelasnya seraya mengatakan buku tersebut jadi koleksi perpustakaan dan bisa dibeli masyarakat.

Baca juga : Protes Tere Liye dan Jalan Sunyi Dunia Literasi)

Ilustrasi bukuMaskaRad Ilustrasi buku
Untuk memulai sebuah tulisan, sambung Bu Uut, para siswa kerap kesulitan mengawali dan bingung menulis apa. Biasanya, ia akan memberikan contoh tulisan karyanya sendiri.

Lalu ia meminta siswa untuk mengawali cerita dari konflik, baru kemudian dikembangkan ke cerita yang lebih detail.

"Jadi di setiap buku itu selalu ada satu tulisan saya yang menjadi contoh untuk anak anak," jelasnya.

Sementara itu, Salsa, salah satu siswa SMAN 1 Banyuwangi mengaku tidak mudah membuat naskah cerpen atau puisi. Apalagi dia masih duduk di bangku sekolah dan belum pernah menulis naskah cerpen sama sekali.

"Kalo bingung paling ya baca buku lain sama ngobrol sama bu guru. Nanti ketemu sendiri ide dan alur ceritanya," jelasnya.

Ia sendiri mengaku bangga hasil karyanya bisa dibukukan. Karena biasanya setelah membuat tugas sekolah hasilnya akan ditumpuk saja. Namun dengan dibuat menjadi buku, karyanya bisa dibaca kembali oleh siapappun dan kapanpun. 

"Apalagi pas ada yang mau beli bukunya. Seneng banget tulisan saya dihargai," jelas gadis berjilbab tersebut sambil tersenyum. 

Kompas TV Mapolsek Simokerto Surabaya mendirikan bimbingan belajar secara gratis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com