Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Luhut Menangis saat Berdoa di Taman Doa Larantuka

Kompas.com - 01/11/2017, 09:24 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

LARANTUKA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meresmikan Taman Doa Bukit Fatima San Dominggo Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (31/10/2017).

Acara peresmian itu ditandai dengan pemukulan gong bersama gubernur NTT, Bupati Flores Timur dan Uskup Agung Larantuka serta penandatanganan prasasti peresmian.

Acara ini sebelumnya didahului dengan ibadah misa peringatan 100 tahun penampakan Bunda Maria Fatima bersama seluruh masyarakat Larantuka.

Mengawali sambutannya, Menteri Luhut menyampaikan bahwa kedatangannya ke Larantuka bukanlah sebuah kebetulan, mengingat jadwal kerja yang sangat tinggi.

"Saya berbahagia bisa hadir di NTT dan Larantuka, tidak ada dalam hidup ini yang kebetulan. Semuanya sudah diatur Tuhan. Hari ini, saya bisa datang ke sini itu sudah Tuhan atur," ucap Luhut yang disambut tepuk tangan warga Larantuka.

"Tempat ini (Taman Doa Bukit Fatima) membuat hati tenang, saya berdoa tadi sampai air mata berkaca-kaca (menangis) Tuhan itu Maha Besar. Biarlah tempat ini dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi salah satu obyek wisata religius," sambungnya.

Lebih lanjut, Luhut menyebut NTT memiliki potensi menjadi provinsi yang kaya. NTT memiliki kekayaan alam yang tersembunyi, sebagai provinsi yang memiliki potensi besar untuk memproduksi garam. NTT memiliki potensi pariwisata, juga kekayaan laut penghasil ikan.

"NTT berpotensi menjadi provinsi yang kaya. Kami memiliki blue print-nya, ada 36.000 hektar luas lahan potensi garam di Indonesia, 24.000 hektarnya ada di NTT. Bila sumber daya alam ini dikembangkan maka akan ada perputaran uang sebesar Rp 30 triliun di NTT," sebutnya.

Baca juga : Menteri Luhut Ingin Landasan Bandara di Larantuka Diperpanjang 500 Meter

Menurut Luhut, pada tahun 2019, dia memastikan jumlah turis yang datang ke NTT bisa mencapai 2 juta orang dengan adanya perbaikan infrastruktur. Daerah ini bisa mendapat 2 miliar dollar AS atau Rp 20 triliun.

"Saya sudah menelepon menteri perhubungan, agar runway Bandara Larantuka ditambah 500 meter lagi, sehingga hasil kekayaan laut (ikan) bisa langsung diekspor dari Larantuka," bebernya.

Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyampaikan terima kasihnya kepada Luhut yang sudah bersedia hadir di Kota Reinha dan meresmikan Taman Doa Bukit Fatima.

Frans juga menyampaikan ucapan selamat kepada pihak Keuskupan Larantuka bersama seluruh umatnya atas peresmian Taman Doa Bukit Fatima.

Tempat ini, lanjut Frans, mesti menjadi tempat yang memancarkan damai bagi seluruh dunia, tidak hanya untuk masyarakat Flores Timur saja.

"Tentunya, kehadiran Bapak Menteri dalam kegiatan ini bisa menjadi tambahan motivasi bagi kami, untuk menjaga kerukunan, toleransi dan kedamaian di daerah ini, sebagai wujud kontribusi kami, dukungan kami bagi keutuhan NKRI," ujarnya.

Baca juga : Luhut: NTT adalah Provinsi yang Sebenarnya Kaya, tetapi...

Tutur hadir dalam acara peresmian tersebut antara lain, Staf Khusus Presiden RI Gories Mere, perwakilan Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi NTT, Uskup Agung Ende, Uskup Bandung, Uskup Bogor, dan anggota DPR RI Melchias Marcus Mekeng.

Selain meresmikan Kawasan Bukit Doa Fatima tersebut, Luhut juga meninjau Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapti, lokasi pembangunan Jembatan Pancasila-Palmerah, dan meninjau perkebunan jambu mente di Lewo Lema dan Ile Mandiri.

Kompas TV Pemerintahan Jokowi-JK, sejak awal fokus dalam pengembangan potensi maritim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com