Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palang Pintu di Bawah Jembatan Layang Janti Yogyakarta Ditutup, Warga Bingung

Kompas.com - 31/10/2017, 11:11 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan palang pintu di bawah jembatan layang Janti, perbatasan Kabupaten Bantul-Sleman, Yogyakarta, yang dilakukan Senin (30/10/2017) malam hingga Selasa (31/10/2017) dini hari membuat pengguna jalan kebingungan.

Dari pantauan Kompas.com di sisi selatan jalur kereta, dua sisi palang pintu yang biasa digunakan untuk mengatur kendaraan sudah dicopot. Pemerintah memasang bekas rel kereta untuk menutup. Pengguna jalan baik dari sisi selatan maupun utara yang sudah terlanjur masuk ke kolong harus memutar arahm

Penutupan ini sesuai dengan UU Nomor 23 atahun 2007 tentang perkereta apian dan Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Angkutan Jalan.

"Wah baru mengetahui kalau di sini sudah ditutup, harus mutar. Tadi gak memperhatikan," kata Mukyono, warga Bantul pengguna jalan dari arah Bantul menuju Kalasan, Sleman.

Ketua RT 01 Karangjambe, Banguntapan, Bantul, Sumarso menyampaikan, penutupan dilakukan sejak semalam.

"Sudah sejak sebulan lalu kami kaget tak ada sosialisasi hanya memasang sepanduk," kata Sumarso.

Sumarso menyayangkan tindakan penutupan ini karena mematikan perekonomian masyarakat sekitar. Padahal sejak sekitar awal 2000-an sejak dibangun jembatan layang, warga yang berdagang atau memiliki usaha merasakan dampaknya.

"Sekarang jalan ditutup lha ini mau bagaimana," sesalnya.

Baca juga : Bayi Ini Diberi Nama Fly Over karena Tinggal di Bawah Jalan Layang

Dia bersama warga mengusulkan agar penutupan ditunda dan disiapkan jalur alternatif.

"Kami dari selatan jika harus memutar agak jauh ke selatan, sekarang di depan Rumah Sakit (RS AU Hardjolukito) ditutup, kalau di perempatan Blog O jelas tidak boleh memutar langsung, harus ke kanan atau ke kiri kan jauh. Kalau warga di sini bisa masuk kampung, kalau orang luar ya harus kembali," tuturnya.

seorang Warga Menyebrang di jalur kereta api di bawah jembatan layang Janti.KOMPAS.com/Markus Yuwono seorang Warga Menyebrang di jalur kereta api di bawah jembatan layang Janti.

Menurut dia, dari spanduk yang terpasang, uji coba dilakukan 26 Oktober sampai 26 November. Namun dia melihat dari sudah dicopotnya palang pintu dan sirine, warga menilai penutupan sudah permanen.

"Seharusnya masih dipasang, lha warga yang jalan kaki harus waspada, karena tidak ada peringatan sama sekali. Pagi tadi ada bapak-bapak hampir tertabrak karena tidak mengetahui kereta lewat dua jalur," katanya.

Memang saat Kompas.com berbincang dengan warga, banyak warga sekitar nekat berjalan menyebrang jalur kereta.

"Awas sepur (kereta) arep lewat," kata salah seorang warga Karangjambe, Suraji mengingatkan warga yang akan menyeberang.

Baca juga : Pelaku Percobaan Bunuh Diri di Jalan Layang Pasupati Meninggal

Menurut dia, hampir setiap hari warga memanfaatkan jalur ini untuk beraktivitas, mulai pelajar sampai pekerja.

"Alarm malah dicopot, kalau bisa sebagai masyarakat kecil kami usul agar tetap dipasang," tandasnya.

Sementara itu, kepala humas Daop VI Eko Budiyanto saat dihubungi melalui telepon tidak menjawab.

Kompas TV Di Jawa Tengah, 5 proyek infrastruktur diresmikan. 5 proyek ini untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di saat mudik tahun depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com