Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uu Ruzhanul dan Daniel Mutaqien, Siapa Paling Tepat Dampingi Ridwan Kamil?

Kompas.com - 30/10/2017, 19:01 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Bursa calon pendamping Ridwan Kamil kian ramai setelah Golkar menyatakan dukungannya. Golkar menyodorkan Daniel Mutaqien sebagai calon pendamping.

Sebelumnya, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum juga berambisi menjadi wakil Ridwan Kamil. Lantas siapakah sosok yang paling tepat mendapingi Ridwan Kamil?

Pengamat politik Universitas Parahyangan Asep Warlan Yusuf mengatakan, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum lebih cocok disandingkan dengan Ridwan Kamil dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Asep menilai, sosok Ridwan Kamil yang nasionalis dengan Uu sebagai tokoh dari kalangan pesantren bisa menjadi kombinasi ideal di Pilkada Jabar.

"Pak Uu sebetulnya dari latar belakangnya bagus, dari pesantren dan (punya program) gerbang pedesaan. Melihat kombinasi Ridwan dan Uu menurut saya realtif saling melengkapi bisa menyeimbangi karena Uu pun di Tasikmalaya cukup berhasil," ucap Asep saat dihubungi, Senin (30/10/2017).

(Baca juga : Golkar Pilih Ridwan Kamil, PDI-P Jabar Batalkan Koalisi)

Namun, Uu harus mampu merangkul partai koalisi lain untuk mempermulus langkahnya mendampingi Ridwan Kamil.

"Hanya saja apakah bisa diterima oleh Parpol kalau Uu yang jadi prioritas karena barangkali PKB juga punya calon," tuturnya.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kiri) dan Daniel Mutaqqien (kanan)KOMPAS.com/Dendy Ramdhani, dprri.go.id Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kiri) dan Daniel Mutaqqien (kanan)
Sementara untuk Daniel Mutaqien, Asep berpendapat perlu upaya keras untuk memperkenalkan Daniel kepada warga Jabar. Sebab secara popularitas dan elektabilitas, jarak antara Daniel dan Ridwan Kamil terpaut jauh.

"(Peluang Daniel) minim sekali, sangat minim. Akses minim, aktivitas minim, komitmennya belum terlalu jelas. Dia pernah di DPD Jabar juga kurang menonjol perannya. Apakah ini pertanda sesungguhnya Daniel tidak cukup untuk diandalkan dalam waktu yang cukup pendek," tutur Asep.

(Baca juga : PPP Tegaskan Kursi Pengusung Ridwan Kamil Sudah Cukup Tanpa Golkar)

Pendapat senada diungkapkan pakar politik Universitas Padjadjaran, Muradi. Ia mengatakan, ada tiga kriteria calon wakil yang harus dipilih Ridwan Kamil.

"Pertama, cari wakil yang bisa garap kelemahan basis (pemilih) dia (Emil). Kedua, calon wakil harus memiliki jaringan yang kuat, salah satunya melalui partai. Ketiga, wakilnya harus bisa menopang kinerja dia (Emil). Bukan sebaliknya," tutur Muradi.

Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kanan), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kedua kiri), Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan), dan Sekjen PPP Arsul Sani (kiri) berfoto bersama sembari menunjukan surat dukungan dari PPP seusai memberikan keterangan pers mengenai pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di kantor DPP PPP, Tebet, Jakarta, Selasa (24/10/2017). PPP resmi mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur dan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon Wakil Gubernur untuk bertarung dalam Pilkada Jawa Barat pada 2018.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Ketua Umum PPP Romahurmuziy (kanan), Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (kedua kiri), Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum (kedua kanan), dan Sekjen PPP Arsul Sani (kiri) berfoto bersama sembari menunjukan surat dukungan dari PPP seusai memberikan keterangan pers mengenai pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di kantor DPP PPP, Tebet, Jakarta, Selasa (24/10/2017). PPP resmi mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur dan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai calon Wakil Gubernur untuk bertarung dalam Pilkada Jawa Barat pada 2018.
Sejauh ini, sambung dia, sosok Uu masih unggul dibanding Daniel. Menurutnya, Uu sangat mampu menjadi pendongkrak suara di kawasan Priangan Timur.

"Uu relatif bisa mengambil suara di Priangan timur," katanya.

(Baca juga : Ridwan Kamil: Saya Pemain Pilkada, Sudah Tahu Triknya)

Sedangkan Daniel, sambung Muradi, meskipun berasal dari Pantura, secara kemampuan belum tentu bisa meningkatkan popularitas dan elektabilitas di kawasan tersebut.

"Kalau Daniel, saya enggak yakin. Dia figur baru, belum bisa membangun. Paling juga hanya Indramayu saja, itu juga belum tentu," ungkapnya.

Muradi menuturkan, salah satu hal terpenting adalah soliditas dukungan partai terhadap Uu sangat besar. Sementara di internal Partai Golkar, dinamika terus bergulir. Situasi itu akan berdampak tak baik terhadap kinerja mesin partai.

"Golkar punya tingkat resistensi yang cukup besar, karena ada Dedi Mulyadi. Semacam api dalam sekam, bisa terbakar. Karena ada kekecewaan dari kader Golkar," jelasnya. 

Kompas TV Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi belum mau memberikan komentar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com