Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Basuki: Pembangunan Insfratruktur Bukan untuk "Gagah-gagahan"

Kompas.com - 27/10/2017, 09:19 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pergerakan ekonomi masyarakat. Tak terkecuali pembangunan di kawasan perbatasan yang menjadi 'wajah' Indonesia.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyatakan, jalan-jalan, hingga pos lintas batas dibangun bukan untuk dipuji belaka. Namun berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat.

"Jalan-jalan di perbatasan dan pos-pos lintas batas sudah kita bangun. Pembangunan itu bukan untuk gagah-gagahan, tetapi untuk meningkatkan atau menciptakan kawasan ekonomi baru di perbatasan," kata Basuki dalam "Indonesia Leader Forum: Economic Preview 2018" di Plataran Borobudur Resort, Kamis (26/10/2017),

Basuki merinci, pembangunan jalan di perbatasan Kalimantan sudah menembus 1.587 kilometer dari total panjang 1.921 kilometer. Jalan ini sejajar dari Arung sampai Kalimantan Utara. Dia menargetkan, pembangunan rampung 2019 mendatang.

(Baca juga : Simak Vlog Jokowi Tunggangi Motor Trail Jajal Trans Papua)

"Pos lintas batas di Kalimantan sekarang jadi daya tarik. Orang-orang kita tidak lagi foto di pos lintas Malaysia, tapi di pos kita sendiri. Orang-orang Malaysia yang juga foto-foto di situ. Tapi sekali lagi (pos lintas batas) dibangun untuk mempercepat gerakan manusia," ucapnya.

Presiden Joko Widodo menaiki motor trail untuk menjajal salah satu ruas Trans Papua yang masih dalam tahap pengerjaan, Rabu (10/5/2017).Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo menaiki motor trail untuk menjajal salah satu ruas Trans Papua yang masih dalam tahap pengerjaan, Rabu (10/5/2017).
Jalan Trans Papua total 4.900 kilometer dan sekarang sudah tembus 3.800 kilometer. Pembangunan jalan di daerah tersebut sangat penting karena mempengaruhi harga kebutuhan pokok.

"Di Papua, dulu apa-apa mahal. Dulu harga air mineral satu botol bisa Rp 50.000, sekarang bisa Rp 7.000. Begitu juga dengan bensin, tidak kemahalan sekarang," kata Basuki.

Selain itu, infrastrutur yang baik juga mempermudah akses petugas kesehatan, pendidikan, terutama di kawasan pegunungan. Sementara jalan tol Trans Jawa jalur Banten-Surabaya-Probolinggo ditargetkan rampung 2018.

"Pada Lebaran 2017 masih menggunakan jalan darurat. Sedangkan untuk arus mudik maupun balik Lebaran 2018 jalan tol sudah bisa digunakan meskipun belum dioperasikan," tuturnya.

(Baca juga : Bupati Batang Kesal, Warganya seperti Ditinggal dalam Proyek Tol Trans Jawa)

Menurutnya, pembangunan jalan tol selama pemerintahan Presiden Joko Widodo mengalami peningkatan signifikan. Dia menyebut, ruas jalan tol sampai 2014 mencapai sepanjang 780 kilometer, sedangkan hingga 2017 sudah bertambah 568 kilometer jalan tol baru.

"Tiga tahun ini kita sudah menambah 568 kilometer dan pada 2019 nanti tambahan baru dengan total 1.850 kilometer," ucapnya.

Basuki menegaskan, percepatan pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah karena Indonesia sudah tertinggal dengan negara-negara lain. Sektor ini merupakan faktor percepatan pergerakan manusia dan barang, yang menopang perekonomian masyarakat. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com