Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Pernah Beroperasi, Puskesmas di Dusun Terpencil Ini Jadi "Monumen"

Kompas.com - 26/10/2017, 08:20 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Masyarakat Dusun Sapen dan Dusun Borangan, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang tidak hanya terisolasi lantaran terbatasnya aksesibilitas akibat rusaknya jembatan Sunut. Tetapi dalam pelayanan kesehatan juga terabaikan.

Sebuah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang seharusnya bisa memenuhi hak dasar warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan justru mangkrak sejak pertama kali diresmikan tahun 2010.

Bangunan bercat putih yang warnanya mulai memudar ini, sekarang menjadi "monumen" karena tidak pernah ada aktivitas di dalamnya.

"Selama saya di sini ya belum pernah lihat itu ditempati. Kemudian tidak bisa untuk aktivitas karena dari sejak dibangun awal itu, sampai sekarang ya rusak semacam itu," kata Masri, Kepala SDN Candirejo 2 saat ditemui Rabu (26/10/2017) siang.

(Baca juga : Kisah Pelajar Perbatasan Semarang-Demak Bertaruh Nyawa Demi Sekolah)

Pustu tersebut memang berbagi halaman dengan SDN Candirejo 02. Sebab dulu, bangunan tersebut adalah rumah dinas guru, sehingga Masri tahu kondisinya sejak awal.

Dari pantauan, pintu dan jendelanya tidak utuh lagi. Lantai keramik sudah banyak yang pecah dan ditumbuhi semak menandakan bangunan ini tak pernah dirawat.

Sebuah tulisan "Puskesmas" yang tertera di bubungan bangunan pun hanya terlihat samar. Bagian plafon banyak yang sudah jebol dan dindingnya retak-retak, membuat bangunan seluas 47 meter persegi ini memberi kesan seram. 

Masri mengungkapkan, kendati Pustu tersebut mangkrak, tetapi masih ada jadwal kunjungan dari petugas Puskesmas Pringapus. Namun jadwalnya tidak menentu.

Setiap kali datang, tim dari puskesmas kecamatan memberikan pelayanan kesehatan bagi anak-anak SDN Candirejo 02 dan masyarakat.

(Baca juga : Jembatan Sunut, Antara Doa dan Maut yang Mengintip...)

Meski demikian, ia berharap Pustu tersebut diperbaiki dan difungsikan, sehingga masyarakat tidak perlu repot keluar dusun jika ingin berobat setiap saat.

"Jadwalnya bisa sebulan sekali, tidak tentu. Kalau ada (kunjungan) Puskesmas ke sini biasanya kalau nggak langsung ke sekolah sini, kemudian ke tempat Pak Kadus. Harapapan saya kalau di sini ada aktivitasnya kan tidak usah ke Pak Kadus, di sini kan anak-anak bisa, masyarakat juga bisa," imbuh Masri.

Menurut Kepala Dusun Sapen, Nur Budi, keberadaan Pustu ini sangat dibutuhkan warga. Sekitar 400 keluarga yang ada di Dusun Sapen dan Borangan selama ini harus menyeberang ke daerah lain, seperti Demak, Grobogan, ataupun Kota Semarang untuk berobat.

"(Kalau ada yang sakit) kita bawa ke rumah sakit terdekat di Karangawen (Demak), ada yang ke Gubug (Grobogan). Ada juga yang ke wilayah Mranggen, mungkin di Roemani atau di Karyadi," kata Nur Budi.

(Baca juga : Jembatan Sunut Tinggal Pilar, Sudah Sebulan Warga Sebrangi Sungai)

Sementara untuk keluar dari dusun menuju rumah sakit, warga harus menyeberangi Sungai Jragung dan ini bukan pekerjaan yang mudah. Warga harus melewati jembatan kayu yang lapuk sepanjang 100 meter.

Saat ini jembatan tersebut sedang diperbaiki, sehingga warga harus menyeberangi sungai padahal sewaktu-waktu banjir bandang bisa mengancam nyawa mereka.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com