Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pelajar Perbatasan Semarang-Demak Bertaruh Nyawa Demi Sekolah

Kompas.com - 26/10/2017, 06:47 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

KOMPAS.com - Inilah perjuangan bertaruh nyawa para pelajar di Dusun Sapen dan Dusun Borangan, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang dalam menuntut ilmu.

Setiap hari sejak dua bulan yang lalu, mereka harus menyeberangi Sungai Jragung untuk menuju sekolahnya di wilayah Kabupaten Demak, yang aksesnya paling dekat.

Sungai Jragung merupakan salah satu sungai besar yang kerap meluap jika musim hujan. Bentangannya mencapai 100 meter dengan kedalaman 15 hingga 20 meter.

Sedangkan jembatan Sunut, adalah satu-satunya penghubung keluar desa menuju ke wilayah Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, saat ini sedang diperbaiki.

"Kalau hujan dan banjir terpaksa nggak masuk sekolah. Saya takut kalau harus nyeberang,” kata Novika Ramadani, pelajar SMKN 1 Karangawen, Demak, saat ditemui Rabu (25/10/2017) siang.

(Baca juga : Jembatan Sunut, Antara Doa dan Maut yang Mengintip...)

Senada, Banu Guntoro, warga Sapen yang bersekolah di SMK Karangpacing, Demak mengatakan, selama jembatan dibangun ini harus menyeberangi sungai Jragung, tiap berangkat maupun pulang sekolah.

Jika tidak sedang turun hujan, sepeda motornya mulus menerjang air yang hanya sebatas ban. Namun jika turun hujan, permukaan air sungai meningkat dan sepeda motornya kerap mogok.

"Bahkan kalau lebih dari setengah meter, motornya harus dipikul sama teman," kata Banu.

Sebelum diperbaiki, kondisi Jembatan Sunut  jauh dari kata layak. Sangat memprihatinkan. Lantai kayunya yang menutupi gelagar sepanjang 80 meter sudah banyak yang lapuk.

Kendaraan yang melintas harus bergantian karena lebar jembatan hanya 2,5 meter, sementara warga melintas dengan perasaan was-was.

Ini dikarenakan ketinggian jembatan dari permukaan sungai mencapai 15 meter dan jembatan tersebut adalah area bebas lantaran tak dilengkapi pengaman di kanan kirinya.

"Banyak yang jatuh karena kayunya yang sudah lapuk, ada pula yang takut ketinggian sehingga hilang keseimbangan," ujar Nur Budi, Kepala Dusun Sapen.

(Baca juga : 41 Orang Pernah Jatuh dari Jembatan Ini, 4 Diantaranya Tewas)


Warga termasuk pelajar di Dusun Sapen dan Borangan, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang harus menerjang aliran sungai Jragung karena jembatan Sunut dibongkar untuk diperbaiki. Sungai Jragung membelah wilayah Kabupaten Demak dengan Kabupaten Semarang.KOMPAS.com/ syahrul munir Warga termasuk pelajar di Dusun Sapen dan Borangan, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang harus menerjang aliran sungai Jragung karena jembatan Sunut dibongkar untuk diperbaiki. Sungai Jragung membelah wilayah Kabupaten Demak dengan Kabupaten Semarang.

Budi mengatakan, anak-anak dari Dusun Sapen dan Dusun Borangan banyak yang melanjutkan pendidikan jenjang SMP, SMA, dan SMK di wilayah Kabupaten Demak.

Mereka ada yang sekolah di wilayah Kecamatan Karangawen, Guntur, Mranggen dan daerah lainnya di Demak maupun Grobogan.

"Kalau harus di wilayah Kecamatan Pringapus jarak tempuhnya lebih jauh. Harus lewat dua sungai besar dan salah satunya tidak ada jembatannya,” jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com