Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika TNI Wujudkan Asa Warga di Perbatasan RI-Timor Leste

Kompas.com - 24/10/2017, 07:21 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

ATAMBUA, KOMPAS.com - Dengan sepatu hitam yang mulai terlihat usang, Angela Maria Abuk terus melangkahkan kaki hingga sekolah tempat ia mengajar.

Tidak dekat, ia harus menaklukkan jalan tanah sepanjang lima kilometer menuju Sekolah Dasar (SD) Takarabat di Desa Fatulotu, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rutinitas itu sudah menyatu dalam hidup Angela sejak menjadi guru pegawai negeri sipil (PNS) sejak 1999. Saat musim panas, perjalanan menuju sekolah tidak menjadi hambatan. Ia bisa sampai tempat kerjanya tepat waktu.

Namun, lain cerita ketika langit sedang menumpahkan hujan. Jalan yang biasa ia lewati akan berubah menjadi karpet lumpur.

(Baca juga : Kronologi Dilarangnya Panglima TNI Gatot Nurmantyo Masuk ke Wilayah AS)

Tentu akan sulit baginya untuk mengenakan sepatu dalam kondisi seperti itu. Kalau sudah begitu, ia terpaksa berjalan tanpa alas kaki. Sepatunya dimasukkan dalam kantong plastik dan baru dikenakan saat tiba di sekolah. Pulangnya, jalan lagi tanpa sepatu.

Bukan hanya itu, ketika kondisi jalan bertambah buruk akibat hujan, guru dan murid terpaksa memutar mencari jalan alternatif. Perjalanan pun semakin jauh sehingga mereka kerap terlambat tiba di sekolah.

Angela dan temannya sesama guru SD Takarabat rindu untuk kembali menempati mes guru. Jaraknya cuma sepelemparan batu dari sekolah.

Mes itu sudah ada sejak 1984, dibuat untuk menampung guru yang rumahnya jauh dari sekolah. Angela menempati mes itu sejak tahun 2000.

Pada 2005, bangunan berukuran 8x6 meter itu rusak parah sehingga tidak mungkin dihuni. Angela dan seorang guru lainnya terpaksa pindah ke rumahnya masing-masing.

Belasan tahun setelah Angela meninggalkannya, mes tersebut semakin tidak terawat. Seluruh dindingnya roboh. Yang tersisa hanya kerangka kayu penyangga bangunan. Sekolah itu tak punya dana untuk memulihkan mes guru seperti sedia kala.

(Baca juga : Di Perbatasan, TNI Latih Warga Menambal Ban hingga Buat Kurungan Ayam)

Hingga akhirnya bantuan tiba. Akhir September 2017, anggota Kodim 1605 Belu datang untuk membantu warga memperbaiki infrastruktur di Desa Maneikun dan Fatulotu. Salah satu bangunan yang diperbaiki adalah mes pengajar SD Takarabat.

Kini tempat tinggal guru itu kembali berdiri tegak. Rangka atap telah berganti dengan baja ringan. Atapnya pun baru. Tembok kokoh berwarna hijau membentengi tiga kamar tidur beserta satu kamar mandi dan dapur dalam bangunan itu.

Jika tiada halangan, Angela dan guru lain sudah bisa menempati mes tersebut pada akhir Oktober 2017. Meski sudah punya rumah sendiri, Angela lebih suka tinggal di mes karena sangat dekat dengan sekolah.

"Berkat bantuan para tentara yang membangun mes guru ini, kami tidak lagi terlambat mengajar di sekolah," kata guru kelas II tersebut.

Selain menyelesaikan perbaikan mes, prajurit Kodim 1605 Belu juga tengah merampungkan sejumlah pembangunan di Desa Fatulotu, yang terletak sekitar 25 kilometer arah timur Kota Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

(Baca juga : Mengenang Pasukan Terjun Payung Pertama TNI AU di Pelosok Kalimantan)

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com