Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Anggota DPRD Kota Malang saat KPK Minta Uang Suap Dikembalikan

Kompas.com - 20/10/2017, 19:28 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta kepada semua saksi dalam kasus dugaan suap pembahasan APBD Perubahan Kota Malang tahun anggaran 2015 supaya kooperatif menjawab pertanyaan penyidik.

Bahkan, KPK juga meminta kepada saksi yang merasa menerima uang dari kasus itu untuk segera mengembalikannya.

"Kami sampaikan kembali, penegak hukum akan lebih menghargai pihak-pihak yang kooperatif termasuk jika ada yang mengembalikan uang yang pernah diterima," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Jumat (20/10/2017).

Menanggapi hal itu, sejumlah anggota DPRD Kota Malang yang telah diperiksa menjadi saksi kompak mengaku tidak tahu. Mereka menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah menerima uang terkait pembahasan APBD Perubahan itu.

"Saya tidak tahu," kata Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Zainuddin saat jeda pemeriksaan sebagai saksi di Mapolres Malang Kota.

(Baca juga : KPK Cecar Anggota DPRD Kota Malang Terkait Istilah Pokir)

Mulyanto, anggota DPRD Kota Malang dari fraksi PKB juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mengaku baru mendengar bahwa ada pembagian uang saat pembahasan APBD Perubahan Kota Malang tahun anggaran 2015.

"Pemberian-pemberian uang itu baru kali ini saya mendengar," katanya seusai diperiksa sebagai saksi.

Ia juga mengaku bahwa penyidik KPK tidak menyinggung sedikitpun soal permintaan untuk mengembalikan uang itu. "Penyidik KPK tidak membicarakan harus mengembalikan," ucapnya.

Erni Farida, anggota DPRD Kota Malang fraksi PDI Perjuangan mengatakan, tidak ada bagi - bagi uang saat pembahasan APBD Perubahan Kota Malang tahun 2015. "Tidak ada," tegasnya.

Sementara itu, penyidik KPK sudah memeriksa 25 anggota DPRD Kota Malang dan tiga pejabat eksekutif Pemerintah Kota Malang dalam kurun waktu tiga hari terakhir.

Mereka diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap pembahasan APBD Perubahan Kota Malang di ruang pertemuan utama (Rupatama) Polres Malang Kota.

(Baca juga : PDIP Resmi Ganti Ketua DPRD Kota Malang yang Terjerat Kasus Korupsi)

KPK menyebut, ada istilah uang pokok pikiran atau pokir yang digunakan untuk memperlancar pembahasan APBD Perubahan Kota Malang tahun anggaran 2015.

Dalam kasus itu, KPK sudah menetapkan tersangka yakni mantan Ketua DPRD Kota Malang Moch Arief Wicaksono dan Jarot Edy Sulistyono.

Arief disangka menerima suap sebesar Rp 700 juta dari Jarot yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang. Suap itu terkait pembahasan APBD Perubahan Kota Malang tahun anggaran 2015.

Kompas TV Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini melanjutkan pemeriksaan kasus dugaan korupsi dana APBD tahun 2015 di Kota Malang, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com