Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekeliling Sudah Rata, Sebuah Masjid Masih Berdiri di Tengah Proyek Jalan Tol Semarang-Solo

Kompas.com - 20/10/2017, 15:36 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Sebuah masjid masih berdiri di lokasi proyek jalan tol Semarang-Solo, ruas Salatiga-Boyolali, tepatnya di Dusun Geneng, Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

Warga masih mempertahankan masjid ini lantaran belum adanya kesepakatan nilai ganti rugi bangunan dengan pihak operator jalan tol.

"Sebetulnya tidak ada masalah dan warga sudah setuju semua. Hanya saja, hingga saat ini belum ada (bangunan) penggantinya. Tapi kalau tanah pengganti sudah disetujui dan direalisasi," kata Kepala Desa Timpik, Suhada, Kamis (19/10/2017) siang.

Suhada mengatakan, saat ini warga masih menunggu keputusan dari pihak pengelola jalan tol untuk menentukan nasib tempat ibadah yang masih digunakan 250 jemaah warga dusun tersebut.

Warga tidak akan membiarkan masjid dibongkar begitu saja oleh para pekerja selama belum ada kesepakatan mengenai nilai ganti rugi bangunan masjid.

"Maunya warga kami itu duduk bersama gimana untuk solusinya dan segera direalisasi dibikinkan masjid," imbuhnya.

(Baca juga: Rumah Bos Warteg Ini Bakal Ada di Tengah Jalan Tol Pejagan-Pemalang)

Pantauan Kompas.com, permukiman di sekeliling masjid sudah rata dengan tanah. Masjid tersebut saat ini terlihat seperti di atas tebing lantaran tanah di sampingnya sudah dikeruk hingga kedalaman sekitar 10 sampai 15 meter.

Di sekelilingnya terlihat sejumlah alat berat yang sedang dioperasikan oleh pekerja jalan tol.

Takmir Masjid Baiturrokhim, Warsono, mengatakan masjid yang difungsikan sejak tahun 1979 ini memang belum dibongkar.

Warga masih menunggu realisasi masjid pengganti dari pihak pelaksanaan proyek jalan tol untuk merelokasi satu-satunya masjid yang ada di Dusun Geneng sehingga ketika belum ada masjid pengganti, warga masih mempertahankan masjid ini untuk beribadah.

"Kami masih menggunakan masjid ini untuk beribadah shalat lima waktu, shalat Jumat dan pengajian," kata Warsono.

Warsono menjelaskan, pihak pengelola dan pelaksana proyek, yakni PT Solo Ngawi Jaya (SNJ), PT Trans Marga Jateng (TMJ) dan PT Waskita sudah menyediakan lahan pengganti. Lokasinya sekitar 100 meter dari lokasi Masjid Baiturrokhim dan dan lebih luas.

Sedangkan luas lahan di lokasi masjid sekitar 180 meter, lebih luas dari masjid yang lama. Rencananya, PT Waskita selaku perusahaan yang mengerjakan proyek jalan tol tersebut akan yang akan membangun masjid yang baru.

Namun, rancangan masjid yang baru dinilai kurang memadai, yakni tidak cukup untuk menampung para jamaah shalat Jumat maupun saat shalat hari raya.

"Kami menghendaki dibangun dua lantai, sebab masjid yang baru nantinya halamannya tidak luas seperti yang lama," ungkapnya.

Sedangkan opsi pertama, Jika pun tidak dibangun oleh Waskita, Warsono mengatakan warga berkeinginan untuk mendapatkan dana pengganti untuk membangun masjid secara swadaya.

"Kami meminta uang pengganti bangunan senilai Rp 300 juta dan masyarakat akan bergotong royong untuk menutup kekurangannya," paparnya.

Usulan tersebut, menurutnya, telah disampaikan kepada penanggungjawab proyek jalan tol Salatiga - Solo dan masih dalam tahap pembahasan.

"Intinya, kami tidak ingin mengganggu proyek jalan tol, tapi kami juga ingin beribadah dengan khusyuk. Tidak was-was," tuntasnya.

 

Kompas TV Presiden Jokowi meresmikan ruas tol sepanjang lebih dari 17 kilometer ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com